TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pasar modal Indonesia tengah diramaikan oleh spekulasi kebangkitan PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA). Pergerakan saham emiten ini dinilai memiliki kemiripan mencolok dengan kisah spektakuler PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) di masa lalu, yang berhasil melonjak ribuan persen setelah aksi korporasi besar terungkap.
Hal itu seperti diungkapkan Michael Wijaya, edukator komunitas saham @ber_investasi, di Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Ia menyebutkan, ada indikator awal yang menarik perhatian pasar yaitu, pertama rekam jejak bersih DADA.
“DADA tercatat memiliki catatan hukum yang steril, tanpa kasus PKPU maupun pailit. Kondisi ini memberikan rasa aman bagi calon investor besar yang menempatkan kepatuhan hukum sebagai prioritas,” ujar Michael.
Indikator kedua, menurut dia, adalah lonjakan aktivitas perdagangan, dimana meski harga saham DADA masih di level “kelas perak”, nilai transaksi harian telah menembus miliaran rupiah.
“Aktivitas jumbo di harga rendah kerap menjadi sinyal akumulasi oleh pelaku pasar bermodal besar,” ujarnya.
Michael menambahkan, indikator ketiga adalah isu akuisisi oleh raksasa properti Jepang. Beredar kabar adanya pembicaraan antara DADA dan perusahaan properti multinasional seperti Kajima Corporation dan Mitsubishi Estate.
“Kedua nama besar ini (Kajima Corporation dan Mitsubishi Estate) dikenal selektif, hanya berinvestasi pada entitas dengan fundamental solid,” tandasnya.
Michael mengingatkan, PANI dahulu bergerak dari harga rendah, disusul lonjakan transaksi, kemudian isu akuisisi, hingga akhirnya harga melesat ribuan persen setelah pengumuman resmi. Saat ini, DADA menunjukkan pola awal yang serupa, meski konfirmasi resmi masih dinantikan.
“Pasar modal selalu meninggalkan jejak. Saat ini, pola yang terbentuk di DADA terlalu mirip dengan PANI untuk diabaikan,” kata dia.
Jika akuisisi terealisasi, ia memprediksikan, DADA berpeluang menjadi kendaraan ekspansi proyek-proyek properti berskala besar di Indonesia. Dampaknya, valuasi perusahaan dapat terdongkrak signifikan, memberi potensi keuntungan berlipat bagi investor yang masuk di fase awal.
Di balik potensi besar ini, pasar modal juga sedang menyoroti fenomena backdoor listing, yakni proses masuknya entitas baru melalui akuisisi perusahaan tercatat tanpa IPO. Strategi ini kerap melahirkan lonjakan harga saham, namun juga membawa risiko tinggi.
Investor disarankan untuk memastikan perusahaan pengakuisisi memiliki kegiatan usaha nyata, bukan sekadar perusahaan cangkang. Kewaspadaan juga diperlukan apabila saham masuk kategori Full Call Auction (FCA), yang dapat mempengaruhi likuiditas perdagangan.
“Di balik gemerlap lonjakan harga saham, ada cerita yang tak selalu terlihat. Di pasar modal, setiap peluang emas selalu datang bersama tantangan yang harus diantisipasi dengan bijak,” ujar Michael.
Dengan kombinasi valuasi rendah, fundamental solid, dan potensi katalis dari masuknya investor strategis global, DADA kini masuk radar sebagai kandidat transformasi besar di bursa saham Indonesia. Namun, ia menyarankan analisis mendalam dan manajemen risiko tetap menjadi kunci bagi investor yang ingin memanfaatkan peluang ini. (*)
Pewarta | : Hendarmono Al Sidarto |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Makin Seru, WhatsApp Hadirkan Tiga Fitur Baru untuk Telepon Grup
Bocoran Terbaru Samsung Galaxy Tab S11 Ultra, Lebih Tipis Lebih Unggul
Sedang Viral Karumeyaki, Jajan Berbahan Gula asal Jepang
Indonesia’s Independence Day: Remembering the Courage of Blitar’s Early Flag Raising
Rambo Reborn, Aktor Netflix Bikin Prekuel John Rambo Lebih Ganas
Gahar dan Andal, Ini Spek Maung MV3 Garuda Limousine Tunggangan Presiden Prabowo
Farewell & Welcome Parade, Polresta Cilacap Sambut Kombes Pol Dr Budi Adhy Buono
Persik Kediri Waspadai Semangat Bangkit Madura United
Hangatnya Pelukan Neng Marisa dan Nortaji, Lansia Asal Probolinggo yang Alami Kisah Pilu
Amankan Stock Darah, Pemkab Banjarnegara Gelar Donor Darah Peringati HUT RI