TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – Para petani singkong di Kecamatan Pagedongan, Bawang dan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara mengeluh karena harga singkong terus merosot. Bahkan sejak awal Agustus 2025, harga singkong di petani hanya Rp550/kg dari sebelumnya Rp700/kg.
Keadaan ini tentu semakin memperburuk perekonomian para petani yang masih mengandalkan hidup dari singkong. Karena terdesak kebutuhan, sebagian dari petani terpaksa menjual singkongnya walau harga rendah.
"Kami bingung pak, menjual singkong saat ini pasti rugi banyak. Tidak membongkar tanaman singkong, kami tidak bisa persiapan tanam pohon lain," ungkap para petani, pasrah saat ditanya TIMES Indonesia, Jumat sore, (15/8/2025).
Menurut petani, harga ideal untuk singkong minimal Rp1200/kg. "Kalau harga segitu, kami masih bisa ada keuntungan pak. Sehingga bisa beli pupuk dan bibit. Kami mohon Pemkab Banjarnegara memikirkan nasib kami agar harga singkong bisa stabil," harap para petani singkong di Banjarnegara selatan.
Sementara Muhammad, asal Wiramastra, Kecamatan Bawang Banjarnegara mengaku hasil panenan singkong semuanya diolah menjadi beras singkong atau biasa disebut oyek. "Ya daripada harganya sangat murah, saya akhirnya mengolah singkong menjadi krekel atau oyek. Beras singkong juga bisa tahan lama," tuturnya.
Ganti Tanaman Buah
Terpisah Bambang Suparno, Wakil Ketua DPRD Banjarnegara yang juga berasal dari Wiramastra, Kecamatan Bawang Banjarnegara mengaku prihatin atas anjloknya harga singkong di Banjarnegara Selatan.
"Kami sendiri, juga sebagai petani singkong. Karena komoditas ini menjadi salah satu pilihan alternatif terbaik untuk wilayah pegunungan selatan Banjarnegara," ungkapnya.
Namun karena harga singkong yang cenderung terus menurun, ia mencoba mengembangkan pohon buah durian dan kopi Robusta di lahan pertanian yang semula ditanami singkong
"Alhamdulillah buah durian tumbuh subur dan buah pertama bagus, rasanya juga enak. Ini membuktikan bahwa tanaman buah bisa tumbuh bagus," katanya.
Bambang Suparno juga telah mencoba menanam kopi Robusta dilahan seluas 1,5 hektar setahun lalu. Tanaman kopi juga dapat tumbuh bagus, hanya saja harus disiram saat kemarau panjang.
Hasil observasi terhadap dua jenis tanaman ini kata Bambang Suparno, cukup bagus dan dapat tumbuh normal. "Artinya tanaman ini juga bisa tumbuh di lahan kita yang dikenal tandus. Ini juga bisa jadi pilihan," ujar Bambang Suparno.
Jika tidak dapat mengganti tanaman, ia menyarankan menyarankan para petani singkong di Wiramastra, Kecamatan Bawang Banjarnegara harus bisa melakukan penanaman campuran atau polyculture yakni menanam berbagai tanaman pada satu areal lahan dalam waktu bersamaan.
Tujuannya tidak lain untuk menambah penghasilan, saat salah satu komoditas harganya jeblok.
Terpisah, Gilang Pramana Putra salah satu pemilik lapak singkong di Wiramastra menyebutkan bahwa tanaman yang paling populer dan cocok di pegunungan Bawang dan Purwanegara baru singkong.
"Salah satu cara yang sudah banyak dikembangkan yakni dengan tumpangsari, singkong, kacang tanah dan jagung. Namun tanaman yang paling tahan air adalah singkong," ujarnya yang juga sebagai owner UD Putra FM.
Ditanya terkait harga yang terus merosot, pihaknya tidak dapat berbuat banyak kecuali pasrah sambil menunggu harga membaik. "Selama ini kami kirim singkong ke Wonogiri. Sudah beberapa bulan ini harga singkong terus terpuruk," katanya prihatin.
Pihaknya hanya bisa bertahan, mengingat sebagin besar petani singkong di Wiramastra dan sekitar adalah mitra usahanya. Ia mengaku sudah menyampaikan kepada pemerintah kondisi petani singkong yang semakin terpuruk. (*)
Pewarta | : Muchlas Hamidi |
Editor | : Faizal R Arief |
Indonesia’s Independence Day: Remembering the Courage of Blitar’s Early Flag Raising
Rambo Reborn, Aktor Netflix Bikin Prekuel John Rambo Lebih Ganas
Gahar dan Andal, Ini Spek Maung MV3 Garuda Limousine Tunggangan Presiden Prabowo
Farewell & Welcome Parade, Polresta Cilacap Sambut Kombes Pol Dr Budi Adhy Buono
Persik Kediri Waspadai Semangat Bangkit Madura United
Hangatnya Pelukan Neng Marisa dan Nortaji, Lansia Asal Probolinggo yang Alami Kisah Pilu
Amankan Stock Darah, Pemkab Banjarnegara Gelar Donor Darah Peringati HUT RI
Modus Pengobatan Alternatif dan Ilmu Kebatinan, Guru Ngaji di Cianjur Lakukan Perbuatan Asusila
AQUA Banyuwangi Dorong Ketahanan Pangan Warga Benelan Kidul Lewat Program Agriculture 2025
Jejak Panjang Penyelundupan 5.400 Telur Penyu dari Kalbar, Perburuan Sunyi di Jalur Perbatasan