TIMESINDONESIA, JAKARTA – Rumah BUMN Bandung siang itu ramai. Bukan karena ada bazar murah, tapi karena ada 10 pengusaha kecil yang wajahnya tampak tegang sekaligus bersemangat.
Di meja depan, ada cokelat buatan tangan, batagor yang wangi, dan aneka olahan singkong.
Mereka bukan pedagang biasa. Mereka adalah finalis program Mekaarpreneur dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Selama tiga bulan, mereka digembleng dengan pelatihan intensif: strategi pemasaran digital, desain kemasan, sampai cara berjualan lewat media sosial.
Hari itu adalah demo day—presentasi final. Saatnya menunjukkan hasil transformasi usaha mereka di depan panelis dan pimpinan PNM.
Program Mekaarpreneur bukan sekadar pelatihan. Ia adalah inkubasi. Tiga bulan lamanya para peserta belajar mengasah keterampilan baru yang relevan dengan pasar.
“Bagi PNM, keberhasilan nasabah bukan hanya diukur dari omzet. Tapi juga dari bagaimana mereka bisa tumbuh, beradaptasi, mandiri, dan bahkan menularkan ilmunya ke orang lain,” ujar Lalu Dodot Patria Ary, Sekretaris Perusahaan PNM.
Menurut Dodot, semangat #PNMuntukUMKM bukan sekadar slogan. “Kami ingin pengusaha ultra mikro benar-benar naik kelas,” katanya.
Dari ratusan peserta yang ikut, dipilih 10 terbaik dari kategori kriya dan kuliner. Mereka datang dari berbagai daerah Jawa Barat. Bandung, Garut, hingga pelosok desa.
Di balik usaha mereka, ada cerita jatuh bangun. Ely Herlina, misalnya. Dari dapurnya yang sederhana di Bandung, ia membuat produk Cokelat Mones. Berkat pelatihan, kemasan produknya kini lebih menarik, pemasarannya merambah dunia digital.
“Program ini membuka mata saya. Bahwa usaha kecil bisa berkembang besar dengan dukungan yang tepat dan kemauan yang kuat,” ujar Ely dengan mata berkaca-kaca. Ia pun keluar sebagai juara pertama.
Di posisi kedua ada Lelly Aziz dengan Batagor Han Han, camilan khas Bandung yang ia kreasikan dengan sentuhan baru. Juara ketiga diraih Wawang dari Garut dengan olahan singkong yang mampu membuat bahan sederhana terasa istimewa.
Di balik persaingan, ada suasana kebersamaan. Para peserta saling menyemangati, saling mencicipi produk satu sama lain. “Saya tidak menyangka, singkong bisa diolah sekreatif itu,” kata salah seorang finalis sambil memuji usaha Wawang.
Bagi PNM, tujuan program ini bukan mencari pemenang. Juara hanyalah simbol. Yang lebih penting adalah perubahan mindset. Dari pedagang kecil yang hanya menunggu pembeli lewat, menjadi pengusaha yang tahu cara menjemput pasar.
Tantangan UMKM hari ini tidak ringan. Pasar berubah cepat. Konsumen makin kritis. Media sosial jadi etalase sekaligus medan persaingan. Tanpa keterampilan digital, usaha kecil bisa tertinggal.
Di situlah PNM ingin hadir. Melalui pendampingan, pelatihan, dan akses permodalan. “Kami optimistis semakin banyak nasabah yang bisa naik kelas, memperluas pasar, dan memberi dampak positif bagi lingkungan sekitar,” kata Dodot.
Program ini menjadi pintu bagi pengusaha ultra mikro untuk naik kelas. Dari usaha rumahan menuju pasar yang lebih luas. Dari dapur kecil menuju etalase digital.
Bagi Ely, Lelly, dan Wawang, perjalanan baru saja dimulai. Juara hari ini hanyalah awal. Tantangan sebenarnya ada di luar, di pasar yang dinamis dan penuh persaingan.
Saat acara usai, sebagian tamu mencicipi produk finalis. Batagor Han Han ludes duluan. Olahan singkong Wawang bikin banyak orang ingin bungkus pulang. Cokelat Mones, yang manis legit itu, jadi rebutan anak-anak yang ikut hadir.
Seorang panelis berkelakar, “Kalau begini, juri juga bisa jadi pelanggan tetap.”
Dan siapa sangka, dari dapur sederhana, dari singkong, cokelat, hingga batagor, lahir mimpi besar: pengusaha ultra mikro yang siap menembus pasar lebih luas. Dengan dukungan yang tepat, usaha kecil bukan lagi sekadar usaha. Ia bisa jadi tulang punggung ekonomi bangsa. (*)
Pewarta | : A Nuril Fahmi |
Editor | : Deasy Mayasari |
Rayakan 1 Dekade TIMES Indonesia, DKP3 Majalengka Turut Sumbang Bibit Buah
Cornelis di Raker Panja Banggar DPR RI: APBN Harus Prioritaskan Kebutuhan Dasar Rakyat
Israel Siap Kerahkan 60 Ribu Tentara Cadangan untuk Gempur Gaza
Masih Ada 403.200 Tabung, Stok Elpiji 3 Kg di Pacitan Diklaim Aman
Terpilih Aklamasi Nakhodai ISSI Kota Tasikmalaya, Ini Komitmen Andi Warsandi
Merawat Tradisi, SCTV Berbagi Kebahagiaan Lewat 'Kejutan Bayi' di Hari Jadi ke-35
Dukung Ekspedisi Merah Putih, Dinkes Pacitan Sebar Tenaga Medis di Banyak Titik
Sembari Santap Pecel dan Soto, Ketum PP Muhammadiyah dan Ketum PBNU Bincang Keteladanan Para Pendiri
5 Keunggulan AC Single Split, Bikin Rumah Nyaman dan Dompet Aman
Suka Cita Berujung Luka, Empat Dancer Karnaval di Banyuwangi Ditabrak Mobil