TIMESINDONESIA, JAKARTA – PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), raksasa petrokimia di bawah bendera konglomerat Prajogo Pangestu, mencatatkan prestasi gemilang dengan meraup laba bersih sebesar USD 1,65 miliar atau setara Rp27,51 triliun pada periode laporan kuartal III tahun 2025. Pencapaian ini merupakan sebuah lompatan besar, mengingat pada periode yang sama tahun sebelumnya, perusahaan justru mencatatkan kerugian sebesar USD 58,5 juta.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (31/10/2025), Andre Khor selaku Direktur dan Chief Financial Officer TPIA menyatakan kebanggaannya. "Kami dengan bangga mempresentasikan kinerja exceptional di sembilan bulan pertama tahun ini, yang menjadi titik balik historis dalam transformasi Chandra Asri Group untuk menjadi pemain kunci regional di bidang energi, kimia, dan infrastruktur," ujarnya.
Momentum positif ini langsung diwujudkan dengan pengumuman pembagian dividen interim senilai US$ 20 juta untuk tahun buku 2025, sebagai bukti nyata komitmen perusahaan dalam memberikan nilai berkelanjutan bagi para investor.
Di sisi pendapatan, TPIA berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar USD 5,10 miliar pada kuartal III-2025. Angka ini melambat tinggi, menunjukkan pertumbuhan fenomenal sebesar 314,3% secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode 2024 yang hanya USD 1,23 miliar.
Sumber pendapatan perusahaan didominasi oleh segmen kimia (US$ 2,69 miliar), diikuti oleh segmen kilang (USD 2,30 miliar), dan segmen infrastruktur (USD 98,9 juta). Seiring ekspansinya, perusahaan juga telah menggelontorkan belanja modal (capex) senilai USD 355,5 juta hingga kuartal III-2025.
Kinerja cemerlang ini ditopang oleh strategi ekspansi agresif di tiga pilar bisnisnya:
Sektor Energi: Grup memperkuat kaki di regional dengan mengakuisisi jaringan SPBU merek Esso milik ExxonMobil di Singapura. Langkah strategis ini memperluas pijakan mereka dalam membangun infrastruktur energi terintegrasi di Asia Tenggara.
Sektor Kimia: Pembangunan pabrik Chlor-Alkali dan Ethylene Dichloride (CA-EDC) di Cilegon telah mencapai 33%. Pabrik ini diproyeksikan akan menghemat devisa negara hingga Rp 10 triliun per tahun dengan mengurangi ketergantungan pada impor. Akuisisi Chevron Phillips Singapore Chemicals juga telah resmi diselesaikan, langsung berkontribusi pada peningkatan nilai Grup.
Sektor Infrastruktur: Melalui PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), portofolio infrastruktur terus diperkaya. Pasca-IPO, CDIA menambah armada dengan dua kapal kimia dan 20 truk baru, serta mengembangkan portofolio energi terbarukan tenaga surya menjadi 11 MWp.
Hingga kuartal III-2025, total aset Chandra Asri Pacific telah membengkak menjadi USD 10,97 miliar, tumbuh 93,7% sejak awal tahun. Aset ini terdiri dari liabilitas USD 5,99 miliar dan ekuitas USD 4,97 miliar, menggambarkan fundamental perusahaan yang semakin kokoh dalam perjalanannya menjadi pemimpin regional. (*)
| Pewarta | : Hendarmono Al Sidarto |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Menapaki Laku Sunyi di Petilasan Sri Aji Joyoboyo Kediri
YouTube Catat Pendapatan Iklan Tembus 10,26 Miliar Dolar AS di Kuartal III 2025
Rio Dewanto Super Sibuk, Ini Deretan Film yang Akan Tayang
Sejarah dan Resep Jjajangmyeon, Mi Hitam Ala Korea
Waspada Musim Pancaroba, Dokter Imbau Jaga Imun Tubuh
Jangan Fomo Tektokan, Lima Gunung Ini Harus Berkemah
Drakor November yang Dinantikan, Ada Comeback Ji Chang Wook hingga Sekuel Taxi Driver
Atasi Sembelit dengan Minuman Biji Chia, Rekomendasi Ahli Gastroenterologi
Gunung Semeru Erupsi Lagi, Kolom Abu Capai 700 Meter di Atas Puncak
Menghitung Nilai Bisnis Sepakbola Modern