TIMESINDONESIA, JAKARTA – Aktor senior sekaligus Ketua Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) Deddy Mizwar optimistis bahwa Indonesia berpeluang besar menjadi pusat industri film negara-negara Islam dan mampu menggaet investasi dari berbagai negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Hal tersebut disampaikan Deddy menjelang pembukaan Arts Lumiere Indonesia Festival (ALIF): Muslim World Movie Screening 2025 yang digelar di Jakarta, Jumat (19/9/2025) malam.
“Indonesia menjadi pusat industri film negara-negara Islam itu bukan hal yang mustahil karena penduduk kita sangat besar dan didominasi oleh umat Isla. Artinya, ada pasar yang sangat besar di Indonesia,” kata Deddy.
Menurut Deddy, penyelenggaraan Festival ALIF yang diprakarsai Kementerian Luar Negeri (Kemlu) merupakan langkah strategis untuk memperkuat diplomasi budaya dan memperluas kerja sama antarnegara berpenduduk mayoritas Muslim, khususnya anggota OKI.
Ia meyakini, kolaborasi tersebut tidak hanya memperkuat hubungan kebudayaan, tetapi juga membuka peluang investasi baru untuk infrastruktur perfilman nasional.
“Sekarang ini masih banyak kabupaten dan kota belum punya bioskop. Barangkali dengan kerja sama negara-negara Islam ini bisa membangun bioskop di berbagai daerah,” ujarnya.
Deddy menilai, Indonesia sangat terbuka terhadap masuknya investasi dari negara-negara OKI. Dengan dukungan modal, industri perfilman nasional bisa berkembang pesat hingga Indonesia benar-benar menjadi pusat perfilman dunia Islam.
Deddy pun mengapresiasi pelaksanaan ALIF oleh Kemlu yang mendukung misi diplomasi Indonesia melalui kebudayaan dan “memperkuat kehadiran Indonesia di dunia internasional”.
Festival ALIF 2025 yang digelar untuk pertama kalinya di Jakarta berlangsung pada 19–21 September 2025. Acara ini merupakan tindak lanjut komitmen negara-negara anggota OKI dalam memperkuat kerja sama di bidang sinematografi.
Sebanyak 45 film feature dan film pendek dari 16 negara akan ditayangkan dengan berbagai genre, mulai dari dokumenter, drama, drama sosial, hingga fiksi. Pemutaran film berlangsung di Galeri Nasional, Universitas Negeri Jakarta, Gedung Kesenian Jakarta, dan XXI Djakarta Theater.
Selain pemutaran film, festival juga menghadirkan diskusi bersama para sineas dan akademisi. Acara ini gratis dan terbuka untuk umum, dengan jadwal dan informasi film tersedia di laman resmi alif.kemlu.go.id. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Zahra Nabiihla Gencarkan Gerakan Hidup Sehat dan Cegah Stunting di Sumatera Selatan
Berkah BIG Downhill 2025, Sejumlah Rumah Warga Tamansari Banyuwangi Jadi Penginapan Dadakan
Dandim 0617 Majalengka Turun ke Sawah, Panen Raya Jadi Bukti Sinergi Ketahanan Pangan
Universitas Brawijaya Jadi Pionir AI Talent Factory di Indonesia
Penulis Lagu Peraih Grammy, Brett James Meninggal dalam Kecelakaan Pesawat
Densus 88 Sebut Belitung Aman dari Ancaman Radikalisme
DPW Tani Merdeka DIY Dilantik, Petani Yogyakarta Siap Perkuat Kedaulatan Pangan
Serangan Darat dan Bom Paksa Ribuan Warga Gaza Mengungsi
Ribuan Komunitas dan Influencer Turun Bersih Sampah di Kawasan GOR Sidoarjo
Sumur Tujuh, Warisan Sejarah Perang Dunia II di Pesisir Bangka