TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pakar endokrin anak dari RS Cipto Mangunkusumo Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K) Subsp. End., FAAP FRCPI (Hon.) mengatakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat mengurangi kebiasaan anak jajan makanan dan minuman manis di sekitar sekolah.
“Harusnya dikawal. Karena baik kan? Bagus kan? Harusnya dikawal anak itu makan di sekolah, tidak boleh ada makanan dari (tempat) lain. Saya mendukung MBG,” kata Aman ketika dikonfirmasi Antara, Kamis (11/9/2025).
Aman mengatakan, program MBG merupakan cara untuk anak bisa makan makanan bergizi dan sehat, tidak hanya dijaga dari jumlah kalori namun juga terdiri dari buah dan sayur.
Ia juga menekankan menu dalam MBG tidak boleh ada minuman dalam kemasan yang mengandung pemanis. Maka itu, perlu adanya kontribusi pakar gizi dan menyesuaikan menu makanan anak dengan rekomendasi WHO.
Aman mengatakan, kepercayaan masyarakat terhadap kualitas MBG juga harus dijaga dengan menindak pihak-pihak yang menyediakan makanan berkualitas buruk sebagai bahan baku MBG.
Aman mengatakan program ini juga harus didukung dengan peraturan dari sekolah yang melarang makanan berpemanis dalam kemasan masuk ke kantin, atau berjualan di sekitar sekolah yang mudah di jangkau anak.
(FOTO: radarlambar.bacakoran.co)
Selain itu ia mengatakan, kantin seharusnya juga tidak menjual makanan ultra olahan, dan mengedepankan edukasi Isi Piringku serta edukasi labeling makanan atau minuman dengan pemanis.
“Badan POM setiap daerah ada kan, harus bersama Dinas Kesehatan sisir jajanan di kantin,” katanya.
Aman juga menyarankan dinas kesehatan daerah setempat perlu mengawasi secara ketat makan dan minuman yang ada di sekitar sekolah serta mengawasi produk jajanan yang di jual di kantin sekolah.
Ia mengatakan Indonesia bisa mencontoh sekolah yang ada di Amerika yang menerapkan siswanya mengonsumsi makanan dari kantin sekolah yang dimasak langsung, atau membawa bekal makanan sehat dari rumah, dan tidak membawa camilan dari luar sekolah.
“Iya, nggak boleh (tukang jajanan di pinggir sekolah), masih susah sekali mencari kantin sekolah yang bagus, kantin ada kecil, nggak ada tempat untuk makan, jual semua minuman manis, segala macam yang instan, nah di luar jualan semua lagi,” kata Aman. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Banjir-Longsor di 7 Wilayah Bali, BNPB: 14 Meninggal dan Ratusan Mengungsi
Livoli Divisi Utama 2025, Sukun Badak Raih Kemenangan Pertama
Menimbang-nimbang Reshuffle Kabinet Prabowo
Menlu RI Tegaskan Janji Pemerintah Bantu Pendidikan Anak dari Zetro Leonardo Purba
Peru dan Indonesia Janji Kawal Kasus Penembakan Staf KBRI Zetro Leonardo Purba
KPK RI: Pejabat Eselon dan Swasta Dominasi Pelaku Kasus Korupsi
Perkuat Ketahanan Pangan, Kemenko Pangan Siapkan Strategi Bioekonomi
Iwan Fals Ciptakan Lagu untuk Peringati 100 Tahun Gontor
Kemendagri Apresiasi Kampung Pancasila Surabaya, Dinilai Efektif Jaga Kamtibmas
Jabar Media Summit 2025 Soroti Pentingnya Konten Berdampak di Era Digital