TIMESINDONESIA, JAKARTA – Jika kita kerap mendengar kepribadian ekstrovert dan introvert, kini muncul penelitian baru yang mengklasifikasikan kepribadian otrovert.
Yuk kita kulik satu persatu.
Individu yang mendapatkan energi dan kenyamanan dari waktu yang dihabiskan sendirian atau dalam lingkungan yang tenang, bukan dari interaksi sosial yang intens.
Mereka cenderung fokus pada dunia batin (pikiran dan perasaan) dibandingkan dengan dunia luar. Introversi berbeda dengan sifat pemalu, ini adalah variasi kepribadian alami, bukan kekurangan.
Energi mereka bisa terisi ssaat sendiri dan fokus pada dunia baru. Lebih suka merenung, berpikir dan fokus pada perasaan dirinya.
Para introvert mudah terdriktasi dengan lingkungan hingga merasa cepat lelah di tempat ramai, terumama jika keramaian itu disebabkan banyaknya orang yang saling berbicara.
Menariknya si intro ternyata pendengar yang baik. Ia akan cermat mendengarkan cerita maupun keluh kesah lawan bicaranya.
Individu yang mendapatkan energi dan bersemangat dari interaksi sosial serta lingkungan eksternal, sehingga cenderung ramah, ekspresif, suka bersosialisasi, dan mudah bergaul.
Mereka menikmati berada di tengah banyak orang, sering menjadi pusat perhatian, dan merasa cepat bosan atau cemas jika terlalu lama sendiri.
Si ekstro biasanya punya energi dan interaksi sosila yang tinggi. Bahkan merasa termotivasi setelah bersisosialisasi.
Ekstro juga mudah bergaul dengan orang baru, serta cenderung punya banyak kawan. Karena itu mereka yang ekstrovert lebhi mudah beradaptasi di lingkungan baru.
Sayangnya esktrovert mudah bosan. Mereka juga impulsif saat berbicara, tanpa memikirkan akibatnya. Karena terlalu berbuka, si ekstro juga kerap mendominasi percakapan hingga terkesan mengabaikan lawan bicara.
Istilah psikologis ini diungkap oleh Rami Kaminski, seorang psikiater asal Amerika Serikat.
Otrovert menggambarkan seseorang yang tidak masuk dalam kelompok introvert maupun ekstrovert.
Dalam sebuah jurnal, Rami menjelaskan secara etimologi, otrovert berasal dari penggabungan bahasa Spanyol (otro= lain) dan Latin (vert= berputar). Sehingga otrovert bisa diartikan sebagai individy dengan arah emosional yang 'berbeda'.
Otrovert adalah mereka yang merasa nyaman berada di sekitar orang lain tanpa harus terlibat dalam percakapan atau menjadi pusat perhatian.
Mereka lebih menikmati kehadiran orang lain dalam aktivitas sederhana.
Menurut Rami, otrovert lebih suka melawan arus dan cenderung punya pola pikir berbeda dari sebagian besar masyarakat. Kepribadian ini membuat seseorang menjadi pemikir bebas, mandiri dan jauh lebih imajinatif.
Rami mencontohkan, Albert Einstain masuk dalam kategori otrovert.
Istilah otrovert sudah diresmikan dan masuk dalam kategori kepribadian manusia dalam praktik medis kejiwaan. (*)
Pewarta | : Dhina Chahyanti |
Editor | : Dhina Chahyanti |
Kapolri Minta SPPG Polri Perketat Keamanan Demi Bukti 'Zero Accident'
Mahfud MD Disebut Bersedia Gabung Komite Reformasi Polri
Laut yang Menyatukan
Inovasi Digital Mahasiswa UM Berhasil Dongkrak Kunjungan Wisata
H Munif, Sosok Pengusaha Banyuwangi di Balik BIG Downhill 2025
Dukung Ramp Check Jip Wisata, Dua Akses Masuk Gunung Bromo Ditutup Sementara
Tuntaskan Janji, Pemprov Jabar Kejar Penyelesaian Lahan SMAN 2 Cianjur
Grün Uluwatu, Resor Ramah Lingkungan di Bali, Resmi Dibuka dengan Konsep Harmoni Alam
Harmony Award 2025: Membangun Kerukunan Daerah di Indonesia
Gubernur Jakarta Targetkan Ribuan Ijazah Diputihkan pada 2025