TIMESINDONESIA, CIANJUR – Nasib apes menimpa seorang jurnalis, Ijang Suhendar (Ijun), saat tengah meliput kegiatan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) di Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Selepas menunaikan salat zuhur di musala yang berseberangan dengan aula Desa Cinangsi, Ijang terkejut mendapati tas yang ia letakkan telah raib tanpa jejak.
Menurut keterangan Ijang, saat ia sedang salat berjemaah, tas dan jaketnya ditaruh di depan musala. "Setelah salat berjamaah, pas keluar tas saya sudah tidak ada, yang ada cuma jaket saja," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima TIMES Indonesia, Jumat (29/8/2025).
Dalam hal ini lebih lanjut Ijang mengaku sangat kaget melihat tasnya hilang begitu saja saat ia sedang beribadah. "Sangat tega, di saat saya menunaikan ibadah malah dizalimi," ucapnya menambahkan.
Ijang menjelaskan, tasnya berisi sejumlah barang berharga, antara lain Kartu Tanda Penduduk (KTP) atas nama dirinya dan sang istri, kartu anjungan tunai mandiri (ATM) milik istrinya, dompet, uang tunai Rp1 juta, kartu KTA wartawan media eskoncer.com, serta satu unit ponsel pintar merek Redmi C7.
"Ini mungkin satu pembelajaran dan saya akan terus bergerak untuk melacak siapa pelakunya dan di mana keberadaannya," kata Ijang.
Ia juga menegaskan bahwa dirinya dan rekan-rekan wartawan tidak akan tinggal diam dengan menempuh jalur hukum.
Namun, ia memberikan kesempatan kepada pelaku untuk mengembalikan barang-barangnya. "Bila pelaku punya itikad baik, balikin tas beserta barang-barangnya maka saya tidak akan memproses hukum," tegasnya.
Ijang menambahkan bahwa pelaku bisa menghubungi pihak redaksi.
Rekan Ijang, Insan Kamiludin, yang saat itu bersamanya, menceritakan bahwa ia bersama beberapa staf desa sedang duduk setelah salat. "Pas Ijun mengatakan kepada saya tasnya hilang, kagetlah para perangkat desa dengan mencoba membantu menelpon ponsel Ijun," jelasnya.
Insan menuturkan bahwa ia mencoba menelepon ponsel Ijang sebanyak lima kali. Pada empat panggilan pertama, ponsel masih berdering, tetapi pada panggilan kelima, ponsel Ijang sudah tidak aktif.
"Setelah tahu ponselnya sudah dimatikan, akhirnya Ijun saya bawa ke Polsek Cikalongkulon untuk membuat laporan kehilangan," tandas Insan menutup penyampaian.
Kasus ini juga mendapatkan kecaman dari Forum Jurnalis Cianjur. Laporan kehilangan telah dibuat di Polsek Cikalongkulon dengan nomor polisi LP/C/1008/VIII/2025/Sek Cikalongkulon. (*)
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Kulit Kerang Jadi Alat Tukar, Pasar Segoro Gresik Tawarkan Sensasi Belanja Unik
Arus Balik Maulid Nabi, Ribuan Penumpang Kangean-Raas Padati Pelabuhan Jangkar
PkM Kemdiktisaintek Latih Dasawisma Kapilit di Sumba Timur Kembangkan Olahan Pisang
Vanenburg Puas dengan Performa Timnas Indonesia Usai Libas Makau 5-0
Kereta Cepat Whoosh Jadi Atraksi Wisata Favorit Turis Malaysia ke Bandung
Piagam Madinah Menciptakan Negara Darussalam
Pantai Menuang Jadi Primadona, Wisata Baru Lahir dari Aksi Pemuda
Wisata Indonesia Ramaikan MATTA Fair 2025 di Kuala Lumpur
Ketika Hidup Menuntut Keberanian
Dewan Pers: Uji Materi UU Pers Bisa Tegaskan Perlindungan Hukum bagi Wartawan