TIMESINDONESIA, JAKARTA – Vaksinasi masih menjadi langkah utama dalam pencegahan campak. Hal itu ditegaskan dokter spesialis anak dr. Ria Yoanita, Sp. A .
“Vaksinasi adalah satu-satunya pencegahan utama campak,” ujar dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu kepada Antara di Jakarta, Jumat (29/8/2025).
Meski demikian, ia menjelaskan bahwa gizi seimbang juga tak kalah penting terutama untuk daya tahan tubuh dan mencegah komplikasi campak.
Dokter yang juga anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini menyarankan agar anak mendapatkan asupan nutrisi makro yang merupakan sumber energi dengan kandungan protein dan lemak dan mikronutrien seperti zat besi, vitamin C, D, zinc dapat terpenuhi dalam pola makan sehari-hari.
Selain itu, tambah dia, pemberian vitamin A dosis tinggi yang sesuai usia yakni 100.000–200.000 IU selama hari berturut-turut terbukti menurunkan risiko komplikasi pneumonia, kebutaan, dan kematian.
“Namun hal ini bukan untuk pencegahan rutin, dan dosis tinggi tanpa indikasi bisa berbahaya,” pungkasnya.
Sebelumnya,Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut penyakit campak lebih berbahaya dari COVID-19 karena tingkat penularan penyakit tersebut lebih cepat.
"Jika COVID-19 memiliki tingkat penularan satu orang ke dua hingga tiga orang, campak ini mampu menular dari satu orang ke 18 orang lainnya," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin di Sumenep, Jawa Timur, Kamis (28/9/2025).
Untungnya, sambung dia, penanganan penyakit campak ini sama seperti COVID-19 yakni sudah ada vaksinnya dan sangat efektif.
Pihaknya juga memperketat pengawasan melalui surveilans ketat di empat kabupaten di Madura, termasuk rencana pendirian laboratorium khusus di pulau tersebut.
Ia juga mengimbau seluruh masyarakat, tidak hanya di Madura tetapi juga daerah lain, seiring dengan tingginya kasus campak seperti Sumatera Utara, agar segera membawa balita dan anak-anak mereka mendapatkan imunisasi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menyerukan pentingnya percepatan program imunisasi menjadi langkah pemerintah dalam menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) campak yang kini ditemukan di beberapa daerah seperti di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Pemerintah dipastikan akan bereaksi cepat dengan program vaksinasi khusus, mengingat saat ini sudah ada 46 wilayah di Indonesia yang melaporkan temuan penyakit campak. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Kulit Kerang Jadi Alat Tukar, Pasar Segoro Gresik Tawarkan Sensasi Belanja Unik
Arus Balik Maulid Nabi, Ribuan Penumpang Kangean-Raas Padati Pelabuhan Jangkar
PkM Kemdiktisaintek Latih Dasawisma Kapilit di Sumba Timur Kembangkan Olahan Pisang
Vanenburg Puas dengan Performa Timnas Indonesia Usai Libas Makau 5-0
Kereta Cepat Whoosh Jadi Atraksi Wisata Favorit Turis Malaysia ke Bandung
Piagam Madinah Menciptakan Negara Darussalam
Pantai Menuang Jadi Primadona, Wisata Baru Lahir dari Aksi Pemuda
Wisata Indonesia Ramaikan MATTA Fair 2025 di Kuala Lumpur
Ketika Hidup Menuntut Keberanian
Dewan Pers: Uji Materi UU Pers Bisa Tegaskan Perlindungan Hukum bagi Wartawan