TIMESINDONESIA, JAKARTA – Nyeri dan kelemahan pada kaki sering dianggap akibat radang sendi atau kram, namun kondisi ini bisa menjadi pertanda penyakit jantung tersembunyi. Dokter spesialis jantung intervensi, Dr. Palani Kannan, dari Apollo Spectra Hospital, Chennai, mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai gejala tersebut.
Menurut Dr. Palani, kondisi ini dikenal sebagai Peripheral Arterial Disease (PAD), yaitu penyakit pembuluh darah perifer yang menyebabkan aliran darah ke otot-otot kaki berkurang akibat akumulasi plak lemak. “Banyak orang mengira nyeri kaki disebabkan oleh artritis pada pinggul, pergelangan kaki, atau telapak kaki. Akibatnya, PAD sering tidak terdiagnosis,” ujar Dr. Palani, dikutip dari HindustanTimes, Jumat (26/9).
PAD biasanya menimbulkan nyeri pada paha atau betis yang disebut intermittent claudication, yakni nyeri yang muncul saat berjalan dan hilang setelah beberapa menit beristirahat. Selain nyeri kaki, gejala lain yang perlu diwaspadai antara lain:
Kulit kaki mengkilap atau rambut rontok
Kelemahan atau mati rasa di kaki
Pertumbuhan kuku kaki lambat dan rapuh
Perubahan warna kulit, seperti pucat atau kebiruan
Dr. Palani menjelaskan bahwa gejala PAD sering tidak dihubungkan dengan jantung karena tanda klasik penyakit jantung muncul di dada, rahang, atau lengan, bukan di kaki.
Beberapa kelompok lebih rentan mengalami PAD, termasuk:
Orang dengan tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atau diabetes
Individu dengan obesitas atau usia di atas 50 tahun
Penderita dengan riwayat keluarga penyakit jantung
Perokok atau individu dengan gaya hidup kurang sehat
“Faktor risiko ini membuat arteri mudah tersumbat, sehingga suplai darah ke kaki berkurang,” jelas Dr. Palani.
Dr. Palani menyarankan sejumlah langkah pencegahan untuk mengurangi risiko PAD dan penyakit jantung:
Berhenti merokok karena tembakau merusak arteri
Rutin memantau tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah
Menjaga berat badan ideal serta menghindari obesitas
Mengurangi konsumsi makanan berlemak jenuh dan menerapkan pola makan sehat, misalnya buncis, kangkung, jagung, alpukat, biji chia, almond, dan lentil
Mengelola stres dengan baik dan memastikan tidur cukup setiap hari
“Kesadaran yang lebih besar dan tindakan tepat waktu dapat menyelamatkan tidak hanya anggota badan, tetapi juga nyawa,” tutup Dr. Palani. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Imadudin Muhammad |
Viral Seblak di Thailand: Lezat dan Pedas, tapi Dokter Ingatkan Bahayanya
Ketua MPR: Pidato Presiden Prabowo Dapat Respons Positif Amerika-Israel dan Dunia
Menyambut Hari Jantung Sedunia, Pakar Ingatkan Lima Kebiasaan Cerdas untuk Jantung Sehat
Dokter Gizi: Protein Kunci Tumbuh Kembang Anak, Tapi Perlu Batasan
NCT Dream Kembali Guncang Jakarta, Ungkap Kerinduan Mendalam pada NCTzen Indonesia
Revisi UU BUMN, Dari Kementerian Menjadi Badan, Apa Dampaknya?
Kepekaan yang Menyelamatkan
TIMES Indonesia Fun Run 2025: Batik Parang Jadi Simbol Langkah Budaya di Jalanan Malang
Nyeri Kaki Bisa Jadi Tanda Penyakit Jantung Tersembunyi
Wali Kota Malang Apresiasi Fun Run TIMES Indonesia 2025: Sehat, Segar, dan Jadi Magnet Kota