TIMESINDONESIA, MALANG – Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Widya Sasana Malang kembali menorehkan prestasi akademik penting dengan mengukuhkan Prof. Dr. Edison Robertus Lamarsen Tinambunan sebagai Guru Besar di bidang Teologi Patristik Kontekstual. Sidang terbuka pengukuhan ini berlangsung khidmat di kampus STFT Widya Sasana, Jalan Terusan Rajabasa No.2, Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Kamis (23/10/2025).
Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Edison memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul “Pendekatan Induktif untuk Melahirkan Model Teologi Kontekstual Indonesia”. Ia menegaskan bahwa penelitiannya berfokus pada proses membangun model teologi yang benar-benar berakar dari konteks sosial, budaya, dan spiritual masyarakat Indonesia.
“Tulisan ini bukan menampilkan satu bentuk teologi kontekstual tertentu, tetapi menekankan proses penelitian teologi kontekstual yang lahir dari konteks Indonesia sendiri,” ujar Prof. Edison dalam sambutannya.
Prof. Edison menjelaskan, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis terhadap berbagai dokumen dan tulisan teologi yang kemudian disintesiskan dalam tahapan penelitian. Ia juga menyoroti pentingnya penggunaan istilah “Teologi” dalam kaitannya dengan konteks sosial dan perkembangan pemikiran teologis di Asia.
“Model teologi kontekstual banyak dipresentasikan dengan merujuk pada dokumen Konferensi Uskup Asia sebagai locus theologicus, serta dokumen gereja lainnya yang relevan,” paparnya.
Sidang pengukuhan dipimpin oleh Rm. Robertus Wijanarko, PhD, yang mewakili senat akademik STFT Widya Sasana. Ia menyampaikan apresiasi atas pencapaian Prof. Edison yang dinilai sebagai bentuk pengembangan ilmu filsafat dan teologi di Indonesia.
“Kami bangga atas pencapaian Prof. Edison Edison Robertus Lamarsen Tinambunan. Pencapaian ini menunjukkan komitmen kami dalam mengembangkan pendidikan calon imam dan teolog yang bertanggung jawab dan berdaya pikir kritis,” ujar Rm. Robertus.
Ketua Panitia Pengukuhan, Rm. Dr. Yohanes I Wayan Marianta, M.A., menambahkan bahwa pengukuhan guru besar merupakan tradisi akademik penting dalam kehidupan perguruan tinggi sebagai bentuk pengakuan atas keilmuan seorang dosen.
“Pidato pengukuhan ini menjadi tanda resmi pengangkatan seorang dosen dalam jabatan guru besar oleh senat perguruan tinggi,” ujarnya.
Dengan pengukuhan tersebut, Prof. Edison menjadi Guru Besar kelima yang dihasilkan oleh STFT Widya Sasana Malang. Ia resmi diangkat berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor: 3456/M/KPT.KP/2025, yang berlaku sejak 1 Juli 2025.
Prof. Edison berharap ke depan, para akademisi tidak hanya berfokus pada kegiatan akademik di kampus, tetapi juga aktif hadir di tengah masyarakat.
“Harapan saya, akademisi tidak hanya sibuk di kampus, tetapi hadir dan berjalan bersama umat dalam membersamai kehidupan,” ujarnya. (*)
Pewarta | : Slamet Mulyono |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Samsung Galaxy A17: Ponsel Dua Jutaan Ideal untuk Konten Kreator dan Affiliator
The Tomb of Bung Karno Blitar Remains a Perpetual Hub for Pilgrims and Tourists
Habis Labubu Terbitlah Hirono, Dipopulerkan V BTS
Pemegang Saham Ajukan Tutup, OJK Cabut Izin BPR Artha Kramat
Bukalapak Rogoh Rp420 Miliar untuk Lanjutkan Buyback Saham
Rayakan HUT ke-80, PLN Gelar Promo Spesial Tambah Daya Listrik Diskon 50%
Gubernur Khofifah Ajak Santri Jadi Pagar Utama Menjaga NKRI
French Open 2025: Ganda Campuran Indonesia Pulang Lebih Awal, Jafar/Felisha Tersandung Unggulan Thailand
Ponpes Lirboyo Minta Trans7 Benahi Program
Laba BTN Melonjak 10,6 % ke Rp2,3 Triliun di Kuartal III