TIMESINDONESIA, BANJAR – Kepulangan SW (38) yang menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) secara non prosedural di Negara Brunei Darussalam sangat dinantikan sang ibu, Yati, warga Lingkungan Cikadu RT 25 RW 11 Kelurahan Karangpanimbal Kecamatan Purwaharja Kota Banjar.
Niat SW, seorang sarjana pendidikan yang ingin mendulang rupiah sebagai pahlawan devisa negara sekaligus pahlawan bagi keluarganya, harus kandas. Diiming-imingi pekerjaan yang ringan dan mudah sebagai ART di Brunei Darussalam, SW justru mendapati kenyataan yang tak sesuai harapannya.
Dikisahkan Yati, berdasarkan penuturan SW, anak sulungnya tersebut justru dibebankan pekerjaan berat mulai dari mengurus hewan ternak, menjaga orang yang sakit hingga mengurus rumah dan toko material sehingga hanya mampu bertahan sebulan saja usai dipekerjakan di sana.
"Kemudian anak saya dipekerjakan sebagai pengasuh tapi kemudian dipulangkan karena anak majikannya tak cocok. Dia mungkin putus harapan sehingga minta pulang ke agen yang mempekerjakan di sana tapi tak diijinkan hingga dia kabur dan nasibnya kini tak menentu," tuturnya kepada Times Indonesia, Selasa (29/7/2025).
Yati berharap anaknya segera pulang ke Tanah Air karena SW dianggapnya sebagai tulang punggung keluarga yang biasa membiayai kebutuhan hidup keluarganya. Atas nasib yang dialami SW, Yati mengaku sudah melaporkannya ke pihak kepolisian.
"Kami sudah melaporkan ke polisi terkait apa yang menimpa anak kami," ungkapnya.
Kendati sudah melapor ke Polres Banjar, Yati mengaku cukup merasa tertekan manakala oknum penyalur berinisial W datang me rumahnya dan menagih uang denda sebesar Rp35 juta untuk mengganti biaya keberangkatan SW.
"Saya dua kali didatangi pak W yang datang membawa dua temannya. Salah satunya bahkan terlihat sedang mabok karena tercium bau alkohol. Dia meminta uang tersebut karena SW kabur dari agen katanya," cerita Yati dengan wajah yang menyisakan getir.
Yati mengaku tak dapat memenuhi keinginan W karena memang kondisinya tak punya uang sama sekali. "Kami kan biasanya mengandalkan SW yang menjadi tulang punggung keluarga kami. Itu berangkat ke Brunei kan dibujuknya mau dipekerjakan di tempat yang enak, cuma bersih-bersih rumah saja," tutur Yati setengah bergumam seolah menahan rasa kecewanya yang paling dalam.
Selain W, orang yang berperan membantu keberangkatan SW ke Brunei Darussalam adalah K, masih kerabat dekat keluarga SW. "Anak saya itu memang minta dicarikan kerja awalnya ke K ini, kemudian K membawa W untuk mengirim anak saya ke Brunei. Dadakan sekali mereka menyiapkan keberangkatan anak kami," katanya.
Kasat Reskrim Polres Banjar, Iptu Heru Samsul Bahri, mengungkap bahwa kasus dugaan TPPO yang dilaporkan keluarga SW belum bisa ditindaklanjuti. "Kasus ini korban harus dihadirkan. Karena SW masih di Brunei, kita tunggu yang bersangkutan pulang terlebih dahulu baru kita tindaklanjuti," jelasnya. (*)
Pewarta | : Sussie |
Editor | : Faizal R Arief |
Donat Pupur Malang, Cita Rasa Jadul yang Menang di Era Kekinian
Ini 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Nasional, Salah Satunya Punya Sunset Terindah
Lindungi Mata dari Layar HP: 4 Cara Sehat dan Efektif
5 Rekomendasi Kuliner yang Wajib Dicicipi saat ke Surabaya
Glasglow Disulap jadi New York City ala MCU untuk Spider-Man: Brand New Day
Kylian MbappeĀ Pakai Nomor 10 di Real Madrid, Gantikan Luka Modric
Operasi Gabungan Majalengka Gagalkan Peredaran Rokok Ilegal Rp150 Juta
Fenomena Demontrasi Warga Desa di Cianjur, Publik Diminta Tak Terburu Menghakimi
Hujan Deras Robohkan Pohon Raksasa di Jalur Puncak di Bogor, Lalu Lintas Tersendat
Komitmen Pembangunan di Desa, Pemkab Malang Peroleh Penghargaan Penyaluran Dana Desa Tercepat 2025