TIMESINDONESIA, PATI – Aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Pati, Rabu (13/8/2025) berujung ricuh. Sejak pukul 09.00 WIB, massa dari Aliansi Masyarakat Pati Bersatu sudah memadati lokasi sambil membawa spanduk, poster dan pengeras suara. Mereka menuntut Bupati Pati Sudewo, keluar menemui langsung peserta aksi.
Sekitar pukul 10.45 WIB, situasi memanas. Massa melempari botol air mineral ke arah Kantor Bupati dan Gedung DPRD Pati yang berada di dekatnya.
Beberapa orang memanjat pagar DPRD dan berhasil masuk halaman. Sebagian demonstran kemudian menduduki pelataran gedung dewan.
Desakan agar Bupati keluar makin keras terdengar. Namun hingga pukul 11.00 WIB, Sudewo tak kunjung muncul. Lemparan botol dan pecahan genteng mengarah ke aparat, membuat barisan polisi memperketat penjagaan. Sejumlah petugas terluka terkena lemparan.
Kericuhan memuncak pukul 11.10 WIB. Polisi menembakkan gas air mata dan menyemprotkan water cannon untuk membubarkan massa yang mencoba merobohkan dua gerbang Kantor Bupati. Dari mobil komando, aparat menyebut aksi sudah ditunggangi kelompok anarko, memicu reaksi keras dari demonstran.
Beberapa jurnalis yang meliput terpaksa berlindung di dalam Kantor Bupati. Petugas medis yang siaga memberikan pertolongan kepada aparat yang terluka. Jumlah pasti korban luka dari kedua pihak belum dipastikan.
Kapolresta Pati, Kombes Jaka Wahyudi, menyebut ada indikasi aksi disusupi provokator. “Situasi berkembang dan mengarah tidak kondusif karena diduga ada kelompok penyusup,” ujarnya di lokasi.
Menurut Jaka, Bupati Sudewo sebenarnya siap menemui massa jika kondisi kembali aman. Ia juga membantah kabar bahwa Sudewo sedang umrah. “Beliau ada di Pati. Tadi sudah kami temui dan kami bujuk untuk menemui massa,” tegasnya.
Meski tuntutan resmi belum dirilis, spanduk yang dibawa massa menyoroti dugaan penyalahgunaan anggaran, tata kelola pemerintahan, dan pelayanan publik. Orasi-orasi keras terus terdengar dari mobil komando. Massa mengancam tidak akan membubarkan diri sebelum Bupati turun.
Gas air mata membuat sebagian demonstran mundur, tetapi banyak yang tetap bertahan. Sebagian duduk di pelataran DPRD menunggu kepastian kedatangan Bupati. Hingga siang, negosiasi antara polisi dan koordinator lapangan masih berlangsung, sementara aparat dan tim medis tetap siaga di lokasi.
Aksi yang awalnya berjalan damai ini berubah menjadi sorotan publik setelah diwarnai lemparan benda keras, gas air mata, dan water cannon. Semua pihak berharap situasi segera reda agar dialog bisa berjalan tanpa kekerasan. (*)
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |
Makin Seru, WhatsApp Hadirkan Tiga Fitur Baru untuk Telepon Grup
Bocoran Terbaru Samsung Galaxy Tab S11 Ultra, Lebih Tipis Lebih Unggul
Sedang Viral Karumeyaki, Jajan Berbahan Gula asal Jepang
Indonesia’s Independence Day: Remembering the Courage of Blitar’s Early Flag Raising
Rambo Reborn, Aktor Netflix Bikin Prekuel John Rambo Lebih Ganas
Gahar dan Andal, Ini Spek Maung MV3 Garuda Limousine Tunggangan Presiden Prabowo
Farewell & Welcome Parade, Polresta Cilacap Sambut Kombes Pol Dr Budi Adhy Buono
Persik Kediri Waspadai Semangat Bangkit Madura United
Hangatnya Pelukan Neng Marisa dan Nortaji, Lansia Asal Probolinggo yang Alami Kisah Pilu
Amankan Stock Darah, Pemkab Banjarnegara Gelar Donor Darah Peringati HUT RI