Peristiwa Daerah
TIMESINDONESIA, PACITAN – Suasana Kota Pacitan, Jawa Timur pada Selasa (2/9/2025) tampak semarak dengan dentuman ritmis tabuhan drumband yang memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia.
Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji, secara resmi membuka sekaligus memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh peserta parade drumband merah putih yang diikuti ratusan pelajar dari jenjang SD/MI hingga SMP/MTs se-Kabupaten Pacitan.
Acara tahunan yang digelar Dinas Pendidikan Pacitan ini mengambil start dari depan Pendopo Kabupaten di Jalan Jaksa Agung Suprapto dan berakhir di perempatan Penceng.
Ribuan masyarakat tumpah ruah di sepanjang rute untuk menyaksikan penampilan anak-anak muda Pacitan yang begitu antusias menampilkan keterampilan mereka.
Sebanyak 41 peserta ikut ambil bagian, terdiri dari 32 kelompok drumband setingkat SD, 7 kelompok setingkat SMP, serta 2 kelompok drumband dari jenjang SLTA yang tampil sebagai bintang tamu.
Peserta dibagi ke dalam dua kategori besar, yakni brass dan non-brass, sehingga penampilan yang disuguhkan tampak variatif dan penuh warna.
Dalam sambutannya, Bupati Indrata menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya parade yang dinilai mampu menjadi ajang positif bagi generasi muda.
Peserta Drumband tampak semangat menunjukkan skillnya (Foto: Prokopim For TIMES Indonesia)
“Acara ini sangat positif, mudah-mudahan bisa meningkatkan kreativitas anak-anak semuanya,” ungkapnya.
Lebih jauh, Bupati Indrata menilai kegiatan parade drumband bukan sekadar hiburan, tetapi juga memiliki nilai strategis dalam pembinaan atlet berprestasi. Ia mencontohkan, cabang olahraga drumband telah berhasil mengharumkan nama Pacitan dengan torehan medali perak di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2025.
“Tentu ini menjadi kebanggaan dan motivasi untuk terus kita kembangkan,” tambahnya.
Plt Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Pacitan, Fandi Normansyah, turut menegaskan bahwa parade drumband digelar penuh sehari dengan dua sesi. “Sesi pertama dimulai pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB, kemudian dilanjutkan kembali pada pukul 13.00 WIB sampai 17.00 WIB,” jelasnya.
Menurut Fandi, parade ini bukan hanya wadah hiburan semata, melainkan sarana pendidikan karakter bagi anak-anak.
“Harapannya, kegiatan ini dapat memupuk rasa nasionalisme. Drumband juga menjadi bagian dari ekstrakurikuler yang mampu menumbuhkan jiwa kepemimpinan, kedisiplinan, bela negara, serta cinta tanah air,” paparnya.
Selain menanamkan nilai kebangsaan, parade juga memberi ruang bagi pelajar untuk mengembangkan kreativitas dan bakat. Panitia menyiapkan piala serta piagam penghargaan bagi setiap satuan pendidikan yang ikut serta, sehingga anak-anak lebih termotivasi untuk tampil maksimal.
Klasemen penghargaan dibagi cukup detail, di antaranya SD/MI Brass Divisi 1 (menggunakan alat tiup Mello, Bariton, Tuba), SD/MI Brass Divisi 2 (maksimal alat tiup terompet), SD/MI Non Brass Divisi 1 (menggunakan pianika), SD/MI Non Brass Divisi 2 (maksimal marching bell, non-pianika), serta SMP/MTs Brass. Masing-masing klasemen akan memperebutkan juara 1, 2, 3, serta juara harapan 1, 2, dan 3.
Di akhir acara, Fandi memberikan pesan khusus kepada para peserta. Ia berharap seluruh siswa tetap menjaga semangat, sportivitas, serta disiplin sepanjang parade. Ia juga mengajak para guru dan pelatih untuk terus memberi dukungan terbaik bagi generasi muda Pacitan.
“Ini adalah kegiatan bersama. Mari kita pupuk jiwa nasionalisme, merayakan kemerdekaan dengan sebaik-baiknya, dan menjadikan parade drumband ini sebagai wadah untuk melahirkan anak-anak Pacitan yang kreatif, berprestasi, dan cinta tanah air,” ucapnya. (*)
| Pewarta | : Rojihan |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |