TIMESINDONESIA, CIREBON – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menyoroti fenomena keterlibatan anak dalam aksi unjuk rasa di sejumlah daerah beberapa waktu lalu. Ia menyebut, banyak anak turun ke jalan bukan karena pemahaman atas isu yang diperjuangkan, melainkan akibat ajakan menyesatkan yang beredar lewat aplikasi percakapan.
“Dari penjajakan yang kami lakukan, jadi mereka lewat WhatsApp itu informasinya mau diajak nonton konser, mau diajak nonton pertandingan sepak bola, tetapi ternyata mereka diturunkan di lokasi aksi,” ungkap Arifah saat menghadiri kegiatan di Cirebon, Jawa Barat, Selasa (9/9/2025).
Menurut Arifah, pola ajakan seperti ini membuat anak-anak mudah terbujuk tanpa menyadari risiko yang harus mereka hadapi di tengah kerumunan massa.
Kementerian PPPA mencatat, jumlah anak yang ikut aksi unjuk rasa cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Di Jakarta misalnya, ada 156 anak yang ikut demo pada 25 Agustus, serta 110 anak pada 28 Agustus 2025. Bahkan, seorang pelajar bernama Andika di Tangerang dilaporkan meninggal dunia usai mengikuti aksi tersebut.
Kasus serupa juga terjadi di daerah lain. Di Makassar tercatat ada satu anak, Bali 39 anak, Semarang sekitar 300 anak, Yogyakarta 25 anak, dan Surabaya 56 anak. Sementara itu, di Jawa Barat jumlahnya mencapai sekitar 293 anak.
Ia menyebut, mayoritas anak yang terlibat adalah pelajar tingkat menengah atas. Namun ada pula yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Sebagai kementerian yang berada di kluster tiga, PPPA memiliki peran koordinatif. Karena itu, Arifah memastikan pihaknya langsung berkoordinasi dengan dinas PPPA di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota untuk melakukan penjangkauan terhadap anak-anak yang terlibat.
Selain itu, Kementerian PPPA juga menggandeng kepolisian, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), serta sejumlah instansi lain guna melakukan pendataan agar informasi yang dihimpun lebih menyeluruh.
Arifah menegaskan pemerintah akan terus memperkuat koordinasi lintas lembaga agar anak-anak tetap berada dalam lingkungan yang aman dan terhindar dari eksploitasi dalam aksi massa.
“Tapi pokoknya, kita sama-sama menjaga supaya hal-hal ini tidak terjadi lagi. Kalau mau menyampaikan pendapat disampaikan dengan cara yang baik,” ucapnya. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Ecoprint Tanjung Bumi: Inovasi Mahasiswa UTM yang Menyatukan Alam, Budaya, dan Ekonomi
Harga Emas Antam Melemah, Hari Ini Turun Rp12.000 per Gram
Gigi Hadid Les Vokal untuk Peran Rapunzel di Film Tangled Live Action
Harapan Kementerian Haji Pertama di Indonesia
DPRD Jatim Desak Kesetaraan Alokasi BPOPP untuk Sekolah Negeri dan Swasta
Djed Spence Catat Sejarah, Jadi Muslim Pertama yang Membela Timnas Inggris
Didik Madiyono Dipercaya Gantikan Purbaya, Pimpin LPS hingga Akhir September
Ratusan 'Surat Cinta' dari Siswa Penerima MBG Hiasi SPPG Margomulyo Seyegan Sleman
Wali Kota Banjar dan Ketua DPRD Saling Bantah Rencana Pembelian Mobdin, Posnu: Ini Tidak Wajar!
Donald Trump Tak Suka dengan Perilaku Israel yang Menyerang Qatar, Ini Alasannya