TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Konferensi Cabang atau Konfercab X NU Kabupaten Probolinggo, Jatim, resmi menetapkan kepemimpinan baru untuk masa khidmat 2025–2030. Dalam forum yang digelar Minggu (28/9/2025) di kantor PCNU Jalan Lumajang, Desa Warujinggo, Kecamatan Leces, dua tokoh utama terpilih sebagai Rois Syuriah dan Ketua Tanfidziyah.
Kiai Abdul Hamid ditetapkan sebagai Rois Syuriah melalui mekanisme musyawarah ahlul halli wal aqdi (AHWA). Sedangkan Kiai Teguh Mahameru Zainul Hasan terpilih sebagai Ketua Tanfidziyah secara aklamasi.
Keduanya menyatakan kesediaan menerima amanat untuk memimpin PCNU Kabupaten Probolinggo selama lima tahun ke depan.
Selanjutnya, Rois dan Ketua bersama tim formatur akan menyusun struktur kepengurusan cabang NU.
Tim formatur terdiri dari pengurus harian periode sebelumnya, (H. Muhammad Hasan), serta empat perwakilan dari MWCNU. Yakni Kiai Arifin (Tongas), Kiai Sipurwandi (Bantaran), Kiai Sihun (Tegalsiwalan), dan Kiai Ahmad Jupri (Wonomerto).
Penyusunan struktur ini ditargetkan selesai dalam waktu maksimal 30 hari dan akan diajukan ke PWNU Jawa Timur untuk dimintakan Surat Keputusan dari PBNU.
Konfercab X NU Kabupaten Probolinggo digelar dengan tema “Merajut Sinergi Menuju Kemandirian Organisasi, Kader Hebat, Jam’iyah Kuat.”
Tema ini mencerminkan semangat pembaruan dan penguatan kelembagaan NU di tingkat cabang, dengan fokus pada kemandirian organisasi dan peningkatan kualitas kader.
Pelaksanaan Konfercab ini telah mendapat restu resmi dari PBNU melalui surat bernomor 4370/PB.03/A.I.01.45/99/08/2025, yang ditandatangani oleh Wakil Ketua Umum H. Amin Said Husni dan Wakil Sekretaris Jenderal H. Faisal Saimima.
Awalnya dijadwalkan pada Juli, Konfercab ditunda hingga akhir September karena padatnya agenda organisasi di tingkat pusat.
Dalam sambutan pembukaan, KH Ahsanul Haq dari PWNU Jawa Timur menyampaikan pesan spiritual yang mengakar kuat dalam tradisi NU. Ia mengutip dawuh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari:
“Siapa pun yang mau mengurus NU, aku anggap sebagai santriku. Siapa yang menjadi santriku, maka aku doakan husnul khatimah bersama keluarganya.”
KH Ahsanul Haq menegaskan bahwa khidmat di NU tidak harus melalui struktur formal. “Tidak usah minder. Tidak usah berpikir di mana posisi. Yang penting berkhidmat untuk NU,” ujarnya.
Pesan ini menjadi peneguh bahwa NU adalah warisan ulama, dan pengabdian kepada jam’iyah adalah jalan spiritual yang terbuka bagi semua warga Nahdliyin.
Dengan terpilihnya Kiai Hamid dan Kiai Teguh Mahameru, NU Kabupaten Probolinggo memasuki babak baru kepemimpinan. Harapannya, kepengurusan yang terbentuk nantinya mampu menjawab tantangan zaman, memperkuat sinergi antar lembaga, dan menjaga marwah perjuangan ulama. (*)
Pewarta | : Muhammad Iqbal |
Editor | : Muhammad Iqbal |
Rajin Upload Struk Belanja, Gadis Banyuwangi Ini Dapat Hadiah Motor
Gelar Pasar Murah ke-115 di Situbondo, Pemprov Jatim Libatkan IKM
Kisah Haula, Siswa SD Tunanetra yang Mampu Berlari 5 Km di TIMES Indonesia Fun Run 2025
Pernyataan Sikap Dewan Pers Terkait Pencabutan Kartu Identitas Liputan Istana
PGSD FKIP Unkhair Ternate Hadirkan Pakar USIM Malaysia, Kupas STEAM untuk Guru SD Inovatif
ICONSATIN 2025: FKIP UNEJ Perkuat Peran Global lewat Konferensi Neurosains dan Teknologi Pembelajaran
Gubernur Khofifah Gercep Cegah Banjir dan Lancarkan Irigasi Sungai Selogowo Situbondo
Kartu Identitas Liputan Istana dicabut, IJTI Prihatin dan Minta Penjelasan BPMI Setpres
Anggota DPRD Jombang Octadella Bilytha Dorong Sinergi Apoteker dan Pemda Wujudkan SDGs
Giling Tebu Dihentikan, Puluhan Petani Blora Gelar Protes di PG GMM