TIMESINDONESIA, SURABAYA – RS Bhayangkara Polda Jatim hingga kini masih melakukan proses identifikasi terhadap lima jenazah korban ambruknya Pondok Pesantren atau Ponpes Al Khoziny. Seluruh jenazah sudah diterima sejak pagi tetapi, proses pemeriksaan masih terus berjalan karena sejumlah kendala.
Kabid DVI Pusdokkes Polri, Kombes Pol Wahyu Hidajati, menjelaskan ada empat faktor utama yang menyebabkan identifikasi berlangsung lambat.
Pertama, seluruh korban berusia 12–15 tahun. Kondisi sidik jari sebagian besar sudah rusak akibat pembusukan, sementara data pembanding dari KTP belum ada karena korban masih di bawah umur.
Kedua, dari sisi pertumbuhan gigi, anak-anak seusia itu umumnya memiliki bentuk gigi yang relatif sama. Belum ada ciri khas yang menonjol, ditambah keluarga juga belum memberikan laporan mengenai tanda khusus pada gigi korban.
Ketiga, faktor pakaian. Seluruh santri mengenakan seragam khas pondok berupa koko putih, sarung, dan peci. Tidak ada identitas tambahan seperti label nama yang bisa dijadikan pembeda.
Keempat, belum adanya informasi detail mengenai ciri khusus dari keluarga, misalnya letak tahi lalat atau tanda lahir.
“Apabila data sudah ditemukan cocok, keluarga yang bersangkutan akan segera kami hubungi. Proses selanjutnya, termasuk pemulasaraan, pemakaman, hingga perawatan jenazah akan disampaikan secara resmi kepada keluarga,” terang Wahyu saat ditemui awak media, Jumat (3/10/2025).
Ia menambahkan, kondisi jenazah menjadi faktor kunci cepatnya proses rekonsiliasi. Minimal dibutuhkan tiga hari sejak pemeriksaan awal. Namun apabila kondisi jenazah semakin memburuk, identifikasi bisa memakan waktu lebih lama, bahkan hingga satu hingga dua minggu.
“Meski begitu, kami berusaha semaksimal mungkin agar seluruh proses bisa segera tuntas, berdoa yang terbaik” pungkasnya. (*)
Pewarta | : Luluk Listiani [MG] |
Editor | : Deasy Mayasari |
Buntut Keracunan Massal di Cianjur, Dua Penyedia Makan Bergizi Gratis Disetop Sementara
Esensi Guru sebagai Teladan
Kiai NU Desak KPK Profesional Tangani Kasus Dugaan Korupsi Kuota Haji Tambahan
Rendy Kurnia Bicara Digitalisasi Budaya Lokal untuk Kemajuan Cianjur
TikTok Tanggapi Pembekuan Sementara TDPSE oleh Kemkomdigi
Ingin Tampilkan Wajah Integritas, Kemenhaj Kolaborasi dengan KPK
Menteri Haji Minta KPK Kawal Ibadah Haji 2026: Pastikan Transparan dan Bebas Korupsi
Melihat Batik Khas Gresik di Panggung Fashion Show
Gubernur Khofifah Pastikan Identifikasi Korban Ponpes Al Khoziny Dilakukan Profesional
Ditetapkan Jadi SSK, MTsN 6 Malang Komitmen Pembiasaan Baik dan Isu-isu Masa Depan Anak