TIMESINDONESIA, SERANG – Wakil Gubernur Banten A Dimyati Natakusumah menilai kasus penemuan radioaktif Cesium-137 (CS-137) di kawasan industri Cikande, Kabupaten Serang, mencerminkan kegagalan pemerintah dalam melakukan deteksi dini.
“Nah sekarang ada (masalah) lingkungan hidup kan, ada yang terpapar di Cikande. Itu jangan sampai terjadi. Saya sudah sampaikan, kalau ada yang seperti itu lagi, berarti wakil gubernur matanya buta, kupingnya buta, saya yang salah,” tegas Dimyati di Serang, Sabtu (4/10/2025).
Ia menyayangkan keterlambatan respons yang berakibat meluasnya dampak kontaminasi. “Saya sudah sampaikan berkali-kali, tapi akhirnya kecolongan. Saya bilang ini kecolongan. Malah ketahuannya setelah Amerika menolak udang, setelah Amerika menolak rempah. Harusnya dari awal sudah deteksi dini. Inilah kecolongan pemerintah. Ada kecolongan pemerintah. Di dalam pemerintahan ada wakil gubernur itu. Lengah, saya katakan lengah,” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Ketua DPRD Banten Fahmi Hakim menekankan pentingnya menjaga iklim investasi di tengah munculnya isu radioaktif ini. “Kejadian luar biasa di Cikande yang radioaktif sudah ditangani oleh Kementerian LH, Polda Banten, dan Mabes Polri. Kami berharap hal ini tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi dan investasi di Banten, karena ini bagian penting untuk memperkuat pertumbuhan,” ujarnya.
Menurut Fahmi, langkah penanganan lebih lanjut harus tetap memperhatikan proses hukum. “Untuk rencana penutupan, dekontaminasi, atau relokasi, saya kira kita menghargai dulu ranah hukum yang sudah dijalankan. Itu sudah cukup baik untuk menjaga investasi,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur Banten Andra Soni menyatakan bahwa kasus Cesium-137 telah berdampak langsung terhadap iklim investasi daerah. “Tentu berpengaruh, namun kami berupaya melokalisir dampaknya sambil mencari penyebab mengapa bahan berbahaya ini bisa masuk ke wilayah Banten,” ujarnya.
Andra menjelaskan bahwa penanganan kasus ini telah ditarik ke tingkat nasional oleh Bareskrim Polri dengan koordinasi Kemenko Polhukam. “Harapan kami persoalan ini segera ditangani karena kontaminasi Cesium-137 berdampak luas. Pemprov Banten tidak memiliki pengalaman menangani radioaktif, sehingga kami berkoordinasi dengan Brimob dan lembaga terkait lainnya,” kata dia. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Faizal R Arief |
Marty Natalegawa: Kemampuan Beradaptasi Kunci Ketahanan ASEAN
Oliver Sykes dari Bocah Kreatif hingga Ikon Musik Alternatif BMTH
Google Tambah Dua Fitur Baru di Android Auto, Bikin Berkendara Lebih Aman
Daftar Sementara Korban Insiden Ambruknya Musala Ponpes Al-Khoziny: 104 Selamat, 26 Meninggal Dunia
Tiga Jenazah Kembali Ditemukan di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Total Korban Meninggal Capai 20 Orang
HIPMI Sidoarjo Turunkan Alat Berat Bantu Percepatan Evakuasi Korban Tragedi Al Khoziny
Berpikir Optimis, Hidup Jadi Sehat
Polda Jatim Identifikasi 3 Jenazah Korban, Total Jadi 8 Orang
Menyelamatkan Warisan Intelektual Bangsa dari Barat
Minta Layanan Cepat dan Responsif, Puluhan Pejabat Cianjur Resmi Dilantik