TIMESINDONESIA, SURABAYA – Proses pemulasaran jenazah korban tragedi ambruknya musala Pondok Pesantren atau Ponpes Al Khoziny dilakukan oleh tim khusus. Yang mana pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi jenazah.
Ahmad Sholeh, tim NU Center Jawa Timur mengatakan bahwa tugas utama mereka adalah mengkafani jenazah. Sementara pemandian jenazah sebagian besar telah dilakukan oleh pihak rumah sakit.
"Misalnya kalau ada hewan-hewan atau (kotoran), ya dibersihkan gitu aja," ujarnya, Senin (6/10/2025).
Menurutnya, para santri yang meninggal tersebut dalam keadaan syahid. Meskipun tidak dimandikan, kata Sholeh, itu tidak masalah.
"Kalau meninggalnya kondisi seperti ini, matinya syahid. Kalau syahid itu sebenarnya tidak perlu dimandikan, enggak apa-apa. Karena itu menjadi saksi (diakhirat)," imbuhnya.
Lebih lanjut, pihaknya terus siaga 24 jam dan bekerja secara bergantian untuk memastikan proses pemulasaran jenazah korban Ponpes Al Khoziny berjalan lancar dan sesuai syariat. (*)
Pewarta | : Siti Nur Faizah |
Editor | : Deasy Mayasari |
LPBI NU Jatim Bantu Pengantaran 12 Jenazah Korban Ponpes Al Khoziny
Dipastikan Gangguan Jiwa, Tersangka Pembunuhan Orang Tua di Ponorogo Dipindahkan ke RSJ
Bupati Bojonegoro Pastikan Keamanan dan Kualitas Menu Makanan Bergizi Gratis
Alhamdulillah, Arab Saudi Izinkan Umrah dengan Semua Jenis Visa
Emas Hijau Kubu Raya, Ambisi Baru Tembus Pasar Kelapa Dunia
Bintan Catatkan Sejarah Baru dengan Ekspor Ayam Hidup Pertama ke Singapura
Transfer Pusat ke Daerah Dipangkas, Banyuwangi Harus Terapkan Efisiensi
Hampir Setengah Kasus HIV/AIDS di Banyuwangi Bersumber dari Prostitusi
Museum Bangkit! Wisata Sejarah Siap Dikemas Lebih Seru
UB Bidik Trenggalek Jadi Model Pembangunan Berkelanjutan