TIMESINDONESIA, SUMENEP – Seruan keras datang dari komunitas Masyarakat Raas Bersatu di Bali, yang mendesak pemerintah segera mengganti Kapal Feri yang melayani jalur penyeberangan Raas–Jawa dan Raas–Sumenep.
Desakan ini lahir dari keprihatinan mendalam terhadap kondisi kapal yang dinilai sudah tidak layak operasi dan berpotensi mengancam keselamatan ribuan penumpang.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Jl. Uluwatu Gg. Soka, Badung, Bali, para Masyarakat yang berdiaspora itu sepakat untuk mengirimkan aspirasi resmi kepada pemerintah pusat dan daerah agar segera melakukan audit kelayakan Kapal Feri yang melayani rute menuju Pulau Raas.
“Ini bukan sekadar soal kenyamanan, tapi menyangkut keselamatan jiwa manusia. Jangan tunggu ada korban baru pemerintah bertindak,” tegas Tommy Busroh, Ketua Pemuda Raas Bersatu.
Menurutnya, struktur lambung kapal yang kini beroperasi telah mengalami korosi parah, mengurangi kekuatan kapal dalam menahan gelombang laut.
"Kerusakan mesin sudah berulangkali terjadi sehingga menyebabkan jadwal penyeberangan sering tertunda dan menimbulkan keresahan di kalangan penumpang," ujarnya.
Lebih mengkhawatirkan lagi, fasilitas keselamatan di kapal disebut sudah jauh dari standar SOLAS (Safety of Life at Sea). Banyak pelampung, sekoci, dan alat evakuasi darurat ditemukan dalam kondisi rusak atau tidak berfungsi dengan baik.
“Kami melihat langsung kondisi pelampung yang kempis dan sekoci yang tidak layak pakai. Ini bahaya besar kalau terjadi keadaan darurat,” ungkapnya.
Selain faktor teknis, kapasitas kapal yang terbatas juga menjadi persoalan serius. Di musim ramai, penumpang kerap berdesakan di ruang sempit tanpa ventilasi memadai, sementara fasilitas di dalam kapal minim dan jauh dari kata nyaman.
“Setiap hari masyarakat Raas menggantungkan hidupnya pada kapal itu. Tapi kenyataannya, fasilitasnya memprihatinkan. Negara seharusnya hadir,” tambah Busroh.
Lebih lanjut, Busroh menilai bahwa transportasi laut bukan hanya sarana mobilitas, tetapi urat nadi bagi laju ekonomi dan sosial masyarakat kepulauan.
Melalui Masyarakat Raas Bersatu, menuntut agar pemerintah segera mengganti Kapal Feri lama dengan armada baru yang memenuhi standar keselamatan.
“Audit kelayakan kapal harus dilakukan segera. Jika memang sudah tidak layak, ganti dengan yang baru. Jangan sekadar janji atau wacana,” tegasnya.
Masyarakat Raas Bersatu berharap agar suara mereka menjadi perhatian serius pemerintah, terutama Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Kabupaten Sumenep. Seruan ini bukan sekadar kritik, tetapi panggilan moral dan alarm bagi keselamatan publik.
“Kami tidak ingin tragedi laut terjadi di perairan Raas. Pemerintah harus memastikan setiap perjalanan laut dari dan menuju Raas adalah perjalanan yang aman, nyaman, dan manusiawi,” pungkasnya. (*)
Editor | : Hainorrahman |
Trans7 Minta Maaf soal Tayangan yang Singgung Pesantren Lirboyo
Harga Sembako Melonjak, Diskopindag Kota Malang Siap Intervensi dan Gelar Pasar Murah
Pemkot Malang Konsultasi ke BPK Soal Kemungkinan Gunakan APBD untuk Perbaikan Pasar Blimbing
APBN 2025 Defisit Rp371,5 Triliun, Penerimaan Pajak Turun Imbas Harga Komoditas
Harapan Masyarakat Raas Dapat Kelayakan Kapal Feri Tak Sejalan dengan Pemerintah
Program Satu Keluarga Lima Ayam, Cara Desa di Gresik Cegah Stunting
Indonesia Menari 2025, Harmoni Nusantara di Panggung Modern
Bahlil Usul DMO CPO untuk Biodiesel B50, Ekspor Sawit Bakal Dipangkas?
Dosen PGSD UNESA Menembus Dunia Riset Internasional
Dinkes Kota Malang Minta Penguatan SOP dan Kebersihan di Seluruh SPPG