TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Suasana kantor pemerintahan di Banyuwangi tampak berbeda dalam tiga hari. Ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) tampil dengan busana khas santri sarung dan peci bagi pria, serta busana muslimah putih bagi perempuan sebagai wujud peringatan Hari Santri Nasional 2025.
Mulai tanggal 21 hingga 23 Oktober 2025. Kebijakan ini tertuang dalam surat edaran resmi yang ditandatangani oleh Sekretaris Daerah Banyuwangi, Guntur Priambodo, sebagai tindak lanjut dari arahan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas.
Ipuk mengatakan kebijakan ini merupakan bentuk penghormatan terhadap perjuangan ulama dan santri.
“Kita bersama ingin memberikan penghormatan terhadap jasa para ulama dan santri dalam NKRI, utamanya perjuangan di Bumi Blambangan,” ujar Ipuk, Rabu (22/10/2025).
Kebijakan ini juga diharapkan menjadi momentum bagi ASN untuk meneladani semangat juang, sikap kebersamaan, kesederhanaan, dan solidaritas sebagaimana yang ditunjukkan para santri.
Selain itu menurut Ipuk kebijakan ini juga ungkapan apresiasi terhadap pesantren, yang telah memberikan kontribusi besar dalam pembangunan daerah, terutama dalam pendidikan dan pembentukan karakter masyarakat.
“Kami banyak berhutang budi dengan pesantren. Pesantren telah banyak berkontribusi, khususnya dalam mendidik masyarakat, menjaga akhlak dan budi pekerti,” kata Ipuk.
Ipuk menambahkan meski pemerintah daerah menghadapi keterbatasan fiskal, namun Pemkab Banyuwangi tetap berkomitmen mendukung pengembangan pesantren agar terus berperan aktif dalam membangun sumber daya manusia yang berakhlak dan berdaya saing.
"Ini sesuai dengan tema peringatan Hari Santri tahun ini adalah Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia," tambah Ipuk.
Dalam surat edaran itu dijelaskan, ASN pria muslim wajib memakai baju muslim putih, songkok hitam, dan sarung dengan warna bebas. Sementara ASN perempuan muslim diwajibkan mengenakan baju muslimah putih, rok panjang, serta kerudung berwarna hitam.
Bagi ASN non muslim, ketentuannya disesuaikan dengan menggunakan kemeja putih, celana hitam untuk pria, dan rok panjang hitam bagi wanita.
“Meski menggunakan sarung dalam bekerja, insyaallah layanan tetap bisa maksimal untuk masyarakat,” tambahnya. (*)
| Pewarta | : Ninda Tamara (MG-257) |
| Editor | : Imadudin Muhammad |
Chandra Asri Caplok SPBU ExxonMobil di Singapura
PW GP Ansor Jatim Dorong Diplomasi Pemuda, Jajaki Kolaborasi Strategis dengan Jepang
Waspada ISPA di Musim Pancaroba, Ini Langkah Dinkes Surabaya
Baru Dilantik, Khemal Pandu Fokus Tekan Anak Tidak Sekolah dan Dorong Komite Lebih Aktif
Bupati Pacitan Pilih Doa daripada Pidato saat Lantik Enam Kepala Dinas Baru
Hujan Deras Tumbangkan Pohon di Jalan Prof Yamin Kota Malang, Satu Warga Terluka dan Sejumlah Kendaraan Rusak
Nilta Akmalia, Wanita Asal Banyuwangi Yang Jadi Lulusan Terbaik Unisma dengan IPK Sempurna 4.0
Fraksi NasDem DPRD Banyuwangi Minta Eksekutif Lebih Terbuka Soal Dana Abadi Daerah
DPRKPCK Lamongan dan Unisla Kolaborasi Wujudkan Keselamatan Bangunan dan Pengabdian Masyarakat
FAA PPMI Kumpulkan Alumni Pers Mahasiswa dari Seluruh Indonesia di Malang