TIMESINDONESIA, MALANG – Anggota DPR RI sekaligus kader Partai Gerindra, Moreno Soeprapto menilai munculnya pro dan kontra terhadap program nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan hal yang wajar. Ia menegaskan, sebagai program baru, MBG masih dalam tahap penyempurnaan.
“Namanya program nasional dan baru pertama berjalan, tidak bisa langsung sempurna,” ujar Moreno, Minggu (26/10/2025).
Moreno menjelaskan, beberapa kendala yang muncul dalam pelaksanaan MBG disebabkan oleh oknum di lapangan, baik dari pihak mitra maupun penyedia bahan baku. Karena itu, pemerintah terus memperketat pengawasan dan melakukan sosialisasi ke setiap daerah.
“Kadang ada oknum di dapur, baik dari jasa mitra atau penyedia bahan baku. Kualitas SDM juga belum merata, jadi ini masih proses transisi,” ungkapnya.
Ia menegaskan pentingnya menjaga kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam program ini, mulai dari kepala dapur SPPG hingga mitra penyedia bahan baku.
“Kami monitor secara ketat dari hulu ke hilir, dan berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan di bawah koordinasi pemerintah daerah,” tegasnya.
Menurut Moreno, masyarakat berpenghasilan rendah menyambut positif program MBG. Bahkan, banyak anak penerima manfaat yang mengirim surat ucapan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto. “Mereka senang sekali karena banyak di antara mereka yang di rumah belum tentu bisa makan dengan menu bergizi,” katanya.
Ia menyebut, tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan Presiden Prabowo mencapai 80 persen, dan program MBG menjadi salah satu faktor pendukungnya. “Kami terus perbaiki pelaksanaannya. Tidak bisa langsung sempurna, tapi secara keseluruhan program ini sangat bermanfaat,” imbuhnya.
Terkait kasus dugaan keracunan yang sempat terjadi, Moreno menilai perlu verifikasi lebih lanjut di lapangan. “Kami terbuka terhadap kritik. Bisa jadi, anak-anak yang sakit bukan karena MBG, tapi karena jajan di luar sekolah,” pungkasnya.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, memastikan pengawasan dapur MBG di daerahnya diperketat. Pemkot telah membentuk satgas khusus untuk memastikan standar operasional berjalan sesuai prosedur. “Satgas kami perintahkan memantau secara detail agar kejadian seperti kemarin tidak terulang,” tutur Wahyu.
Ia juga mengimbau para guru untuk ikut mengawasi menu makanan sebelum dibagikan ke siswa. “Guru harus mengecek dulu apakah menu sudah sesuai ketentuan sebelum disajikan ke anak-anak,” tandasnya. (*)
| Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
| Editor | : Ronny Wicaksono |
Gebrakan Gabriella Cecilia, Dari Dunia Catwalk ke Advokasi Pendidikan Inklusif
Tampak Rapuhnya Sistem MBG
Lanud Abdulrachman Saleh Malang Gelar Open Base, Warga Diajak Mengenal Dunia Dirgantara
Dua Ribu Peserta SD dan SMP se-Surabaya Ikuti Kompetisi Mengeja Bahasa Inggris
Ibu Negara Tutup Usia, Mulai Hari Ini Thailand Berkabung Selama Satu Tahun
Gubernur Khofifah Hadiri Jalan Sehat Hari Santri 2025 Bersama Ribuan Warga Lamongan
Kemampuan Pedagogi Tanpa Moral
Dihantam Tiga Kekalahan Kandang Beruntun, Arema FC Sesalkan Keputusan Wasit
Warga Sumringah Berkat Listrik Gratis PLN EPI, PLN UID Jatim dan PLN UP3 Banyuwangi
Luar Biasa, Bank Jatim Raih Best Issuing Bank di Prima Awards 2025