TIMESINDONESIA, JEMBER –
Dalam sebuah dedikasi luhur untuk melestarikan dan mengagungkan warisan budaya adi luhung bangsa, Pemerintah Desa Semboro, Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, bersiap menggelar hajatan budaya akbar: Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk.
Acara kolosal ini akan diselenggarakan dengan penuh kemeriahan pada Sabtu (01/211/2025) bertempat di Balai Desa Semboro, sebagai bagian krusial dari peringatan Hari Wayang Sedunia 7 November 2025.
Pagelaran ini bukan sekadar tontonan, melainkan sebuah ritual budaya yang menghadirkan pedalangan ternama. Warga akan disuguhi kepiawaian Ki Inung Djatmiko dan Ki Wahyu Widodo dalam menafsirkan lakon-lakon epik yang kaya makna.
Yang istimewa, acara ini juga menjadi panggung bagi generasi penerus, dengan tampilnya dalang cilik berbakat, Ki Wangga Bagus Wibowo, yang merupakan simbol kebanggaan dan optimisme terhadap kelanjutan seni pedalangan di Jember.
Kemeriahan akan disempurnakan oleh penampilan lawak tradisional dari Gandu Pentul dan seniman lokal lainnya, memastikan malam yang penuh hikmah dan tawa.
Kepala Desa Semboro, Antony, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah manifestasi konkret dari kecintaan mendalam dan komitmen pelestarian budaya wayang yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia.
"Wayang itu adalah mahakarya, bukan sekadar hiburan visual. Ia adalah 'sekolah' kearifan lokal, sarana pendidikan moral, sosial, dan spiritual yang diajarkan oleh leluhur kita," ujar Antony.
"Melalui pagelaran ini, kami ingin memastikan bahwa 'getaran' budaya bangsa ini tertanam kuat di hati masyarakat, terutama generasi muda, agar tidak tergerus zaman," tambahnya.
Persiapan Desa Semboro dilakukan dengan matang, mencerminkan penghormatan total terhadap seni ini. Panitia telah menyiapkan panggung artistik, tata pencahayaan, dan berbagai hiburan rakyat untuk menemani warga hingga fajar.
Mengusung semangat “Sesaji Manunggaling Nirbita” Antoni menjelaskan bahwa sebuah filosofi yang menyiratkan persembahan tulus untuk mencapai kesatuan tanpa batas—Pemerintah Desa Semboro mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut serta.
Sehingga pagelaran ini diharapkan menjadi momentum sakral kebersamaan, pelestarian seni adiluhung, serta apresiasi tertinggi bagi para seniman yang mendedikasikan hidupnya untuk menjaga nafas tradisi.
"Warga Semboro dan sekitarnya diundang untuk datang dan menyaksikan langsung kemegahan Wayang Kulit Semalam Suntuk yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memperkaya jiwa dan meneguhkan identitas budaya kita," tutupnya. (*)
| Pewarta | : M Abdul Basid (MG) |
| Editor | : Deasy Mayasari |
Supermoon akan Hiasi Langit Indonesia 5 November 2025
Nova Arianto Ungkap Alasan Tak Bawa Nicholas Mjosund ke Piala Dunia U-17 2025
Australia Buka Peluang Pendidikan dan Kerja Lebih Luas pada 2026, Persiapkan Ini Sekarang
Serba-Serbi Grup H Piala Dunia U-17 2025: Indonesia Tantang Raksasa Dunia
Livoli Divisi I 2025, Putri Yuso Yogyakarta Juara Usai Kalahkan Vita Solo di Final
Musibah Puting Beliung Dau, Fraksi PDI Perjuangan Malang: Rakyat Hanya Ingin Pemimpinnya Hadir
NasDem Jatim Gelar Rakerwil untuk Konsolidasi dan Pemantapan Arah Juang Menuju 2029
Wajah Sosial di Balik Janji Pemerintah
Dua Pengendara Terlibat Laka Lantas di Jalan Raya Wanaraja Garut, Satu Meninggal
PW IWO Maluku Utara Tancap Gas Susun Pengurus Perdana, Fokus Program Nyata