TIMESINDONESIA, MALANG – Di lereng Gunung Pucung, Kota Batu, secanting lilin dan sehelai kain mori menuliskan babak baru. Di tangan Anjani Sekar Arum, sarjana Seni Rupa Universitas Negeri Malang, batik menjelma menjadi bahasa universal yang menyatukan pendidikan, pemberdayaan, dan kemandirian ekonomi bagi warga Desa Bumiaji.
Perjalanan dimulai tahun 2014 ketika karya batiknya menembus Galeri Raos Batu hingga pasar internasional. Namun, panggilan terbesarnya justru berawal dari kepulangan. Anjani memilih mengajar anak-anak membatik dengan filosofi mendalam: "Bukan untuk mencetak pengrajin, melainkan agar mereka merasakan denyut budaya lewat jemari sendiri."
"Lewat itu, mereka bergerak. Mereka tampil. Dan mereka punya alasan untuk bangga pada budayanya," tutur Anjani dengan mata berbinar.
Ia melanjutkan, "Keberhasilan tidak selalu soal angka, kadang ia datang dalam bentuk kesadaran kecil. Ketika ada turis asing menginap di rumah warga, mereka mulai belajar bahasa Inggris. Bukan karena disuruh. Tapi karena merasa perlu. Itu tanda mereka sudah mulai melihat potensi desa mereka sendiri."
Dedikasi itu melahirkan Omah Pembatik Cilik, sanggar budaya yang kini menaungi 80 lebih pelajar dari delapan sekolah. Inovasi tak berhenti di kain; Anjani menghadirkan "Bantengan Bocil", pertunjukan seni tradisi yang diramahkan untuk anak tanpa menghilangkan roh kebudayaannya.
Dukungan dari Program Desa Sejahtera hadir memperkuat jejaknya. Pelaku UMKM dilatih mengemas produk sambil merajut cerita di balik setiap dodol, pie apel, dan sari jeruk produksi mereka. Kisah sukses itu, datang dari CV Permata Agro Mandiri milik Pak Soleh yang mampu menyerap 25 tenaga kerja dengan omzet bulanan mencapai Rp150 juta.
Chief of Corporate Affairs Astra Boy Kelana Soebroto mengatakan Program Desa Sejahtera tersebut adalah bagian dari semangat Astra untuk sejahtera bersama bangsa. "Kegiatan ini komitmen kami dalam mendampingi masyarakat desa agar dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan," ucapnya.
Program pendampingan tersebut sengaja dirancang tanpa pola mengambil alih. Kunci utamanya terletak pada pendampingan berkelanjutan yang membuka akses pelatihan dan promosi, memastikan denyut nadi ekonomi kreatif dan budaya di Bumiaji tetap berdetak kencang untuk generasi mendatang.(*)
| Pewarta | : Faizal R Arief |
| Editor | : Faizal R Arief |
Prakiraan Cuaca Jawa Tengah Hari Ini: Sebagian Besar Hujan Ringan
Kisah Raudhah Nasution Lolos dari Upaya Penculikan Oknum Driver Online
Sempat Diduga Bunuh Diri, Pemuda Cianjur Ini Ternyata Masih Hidup
Hari Ini Malang Raya Hujan Sampai Malam Intensitasnya Akan Meningkat Beberapa Pekan Mendatang
Menekraf Riefky : Akan Lahir Kreator Dunia di Kota Batu
Turki Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Terhadap Benjamin Netanyahu
Kisah Sukses Kampung Singkong Salatiga yang Raup Omzet Rp 25 Miliar
Cast The Manipulated 'Tumpengan' untuk Rayakan Perilisannya
Kunci Pulih dari Stroke, Dokter Ungkap Peran Penting Nutrisi Otak
Desta Gantikan Abimana untuk Peran Dono di Warkop DKI Reborn