TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Hujan deras yang mengguyur Sidoarjo menyebabkan sejumlah wilayah di 6 kecamatan terendam banjir, terbanyak di Kecamatan Candi yang menimpa di enam desa dengan ketinggian air mulai 9 sampai 20 centimeter.
Di Kecamatan Tanggulangin, Krian, Waru, Sedati, Sidoarjo kota dan Porong juga terjadi banjir. Warga pun sudah mulai resah. Banjir tersebut ada yang sampai masuk kedalam rumah. Bahkan di depan Lippo Plaza, banyak kendaraan mogok akibat terendam banjir.
Hal ini tentu menjadi alarm bagi Pemkab Sidoarjo untuk menangani banjir di setiap musim hujan. Tidak hanya melakukan normalisasi dan rumah pompa, tapi dibutuhkan masterplan penanganan yang jelas dan berkesinambungan.
“Kalau hanya dengan cara-cara konvensional seperti normalisasi sungai dan avour, rasanya sulit mengatasi banjir di Sidoarjo. Cara tersebut sudah dilakukan bertahun-tahun tapi banjirnya tetap semakin parah,” tegas Ketua Komisi C DPRD Sidaorjo, Choirul Hidayat kepada TIMES Indonesia, Selasa (11/11/2025).
Politisi PDI Perjuangan tersebut menambahkan jika hanya melakukan normalisasi sungai maupun avour tidak akan cukup menampung air hujan, karena Sidoarjo adalah wilayah delta. Kiriman airnya tidak hanya dari wilayah sendiri.
Belum lagi, lanjut Cak Dayat sebutan akrabnya Ketika kondisi air laut sedang pasang, sungai-sungai penuh air. “Kalau sudah air laut mengalami pasang, maka meski ada pompa tidak akan maksimal. Daya tampungnya tidak mampu,” ujarnya.

Untuk itu, Ia meminta perlu dilakukan masterplan penangan banjir yang berkesinambungan. Misalnya membuat banyak area resapan air maupun embung untuk menampung air.
Membuat embung bisa menggunakan tanah aset Pemkab Sidoarjo ataupun aset desa. Tapi hal ini juga membutuhkan perencanaan dan kajian yang matang.
“Ya undanglah ahli yang bisa mengatasi banjir di Sidoarjo, kasian masyarakat, aktivitas ekonomi dan sosial mandek karena banjir ini,” pintanya.
Genangan air di bawah jalan tol depan Lippo Plaza bakal bisa lebih cepat teratasi. Setelah banjir setinggi pinggang orang dewasa terjadi Senin (10/11) sore, langsung diberikan penambahan pompa portable.
“Alhamdulillah, tadi malam berhasil surut sekitar jam 20.00,” ucap operator rumah pompa Jalan Raya Jati, Shochib saat ditemui.
Shochib menyebut, rumah pompa yang sempat bermasalah sudah dibenahi. Perbaikan dilakukan agar pompa siap beroperasi saat hujan deras turun kembali.
“Sekarang di sini ada dua rumah pompa dan tiga pompa portable,” ungkapnya.
Dia menambahkan, rencananya akan ada tambahan pompa portable lagi. Tujuanya untuk memperkuat sistem pengendalian genangan.
“Kami operator siap 24 jam di sini, begitu mendung langsung kami siapkan pompa,” tegasnya. (*)
| Pewarta | : Syaiful Bahri |
| Editor | : Deasy Mayasari |
Menkeu Purbaya Bicara Penguatan dan Ketahanan Ekonomi
PAD Surabaya Direncanakan Rp8,198 Triliun, Ini Strategi Jitu Wali Kota Eri Cahyadi Genjot Pendapatan
Polri Temukan Bahan Peledak di Rumah Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta
Polri Bongkar Diduga Jaringan Besar Penyelundupan Bawang Impor di Malang
Kombes Pol Budi Hermanto: Bapak Disabilitas, Simbol Kasih dan Kemanusiaan
Kritisi Status Darurat Sampah Kota Madiun, LSM Pedal Tiga Kali Kirim Surat Audiensi
Politisi Muda NasDem Apresiasi Penetapan Tiga Tokoh Jatim Sebagai Pahlawan Nasional
Rezim Berbuat Sesuai Kehendak
Riset BRIN: Kadar Racun Vape Lebih Rendah dari Rokok
Pemerintah Siapkan 920 Ribu Hektare Lahan untuk Etanol