TIMESINDONESIA, BEKASI – Di usianya yang masih 22 tahun, Cut Izza tak hanya dikenal sebagai mahasiswi berprestasi, tapi juga sebagai sosok perempuan muda yang mandiri dan penuh semangat.
Berasal dari Bekasi, anak ketiga dari empat bersaudara yang bekerja sebagai freelance model ini lebih memilih merantau demi menimba ilmu keperawatan di STIKes Dharma Husada Bandung, Jawa Barat.
“Saya yakin dan percaya bahwa perempuan harus berani menentukan arah hidupnya sendiri,” ujar Izza dalam wawancara eksklusif bersama TIMES Indonesia, pada Selasa (15/7/2024).
Izza menyelesaikan studi sarjananya di bidang keperawatan dengan segudang aktivitas di luar kampus. Ia tercatat sebagai Brand Ambassador STIKes Dharma Husada Bandung, Ketua MPOM (Majelis Permusyawaratan Organisasi Mahasiswa), serta Wakil Ketua Arteri Pers.
Tak hanya aktif secara akademik dan organisasi, Izza juga menorehkan prestasi nasional sebagai Duta Persahabatan Peduli Sejarah Indonesia, hingga akhirnya dinobatkan sebagai Miss Hijab Jawa Barat 2025.
Dalam hal ini lebih lanjut bagi Izza, menjadi perempuan mandiri dan berprestasi bukan hanya tentang pencapaian pribadi, tapi juga kontribusi kepada masyarakat.
Ia pun memegang teguh prinsip 4M dalam hidupnya yaitu:
1. Menumbuhkan kesadaran diri, dengan menggali potensi dan minat sejak dini
2. Meningkatkan ilmu dan keterampilan, baik secara formal maupun dari pengalaman
3. Mengambil kesempatan dan tantangan, meski penuh risiko
4. Mengelola waktu dan tanggung jawab, demi keseimbangan hidup
“Artinya kalau kita tidak berani salah, maka kita tidak akan pernah belajar,” kata pemilik akun media sosial Instagram @cut_izzaa yang hobi makeup dan modeling dengan nada penuh yakin.
Izza mengakui perjalanan hidupnya tak selalu mulus. Ia pernah diremehkan, dikhianati, hingga dicurangi. Namun semua itu justru menguatkan mentalnya. “Percayalah, itu semua adalah bagian dari proses menuju kesuksesan,” ucapnya tegas.
Harapan untuk Masa Depan
Ke depan, Izza sangat berharap semua langkah yang ia ambil saat ini menjadi jalan menuju kesuksesan dan keberkahan. Ia ingin keberadaannya bermanfaat, tidak hanya untuk diri sendiri dan keluarga, tetapi juga masyarakat luas.
Lebih jauh dirinya menutup percakapan dengan kalimat yang menjadi mantra hidupnya. “Hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan. (*)
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
30 Atlet KORMI Kota Tasikmalaya Siap Berlaga di FORNAS VIII 2025 di NTB
Sosialisasi Operasi Patuh Semeru 2025 Jadi Senjata Tekan Angka Lakalantas
Kisah Fajrin, Mahasiswa Difabel UB yang Lulus Jadi Sarjana dan Terus Menginspirasi
Tour Wayang Santri Gagasan Ketua MPR RI, Pererat Persaudaraan Indonesia-Malaysia
125 Pesantren NU Siap Jadi Pusat Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG)
Luncurkan 80 Ribu Koperasi Merah Putih, Prabowo: Konsepnya Gotong Royong
Pelajar di Bondowoso Sempat Mandi Sebelum Terbawa Arus Sampean Baru
Kebijakan Kurikulum Deep Learning PAUD Berbasis Kerelawanan
Talent Night Koko Cici Jakarta 2025: Kreativitas, Keragaman dan Semangat Budaya Anak Muda
Kelurahan dan Kecamatan di Kota Mojokerto Bisa Dapat Puluhan Juta dari Program Budaya RT Berseri