TIMESINDONESIA, JAKARTA – Raksasa teknologi Meta memperkenalkan sejumlah fitur baru pada sistem cek fakta berbasis komunitas Community Notes. Sistem ini pertama kali diluncurkan di Amerika Serikat awal 2025, dan kini mulai dikembangkan lebih jauh demi meningkatkan partisipasi pengguna dalam melawan misinformasi di platform mereka.
Mengutip laporan TechCrunch pada Rabu (10/9/2025), fitur terbaru memungkinkan pengguna menerima notifikasi ketika mereka berinteraksi dengan unggahan di Facebook, Instagram, maupun Threads yang telah mendapat Catatan Komunitas.
Selain itu, pengguna kini juga bisa mengajukan permintaan catatan atau memberikan penilaian apakah catatan tertentu dianggap membantu. Meski demikian, Meta menegaskan bahwa rangkaian fitur anyar tersebut masih dalam tahap uji coba.
Chief Information Security Officer (CISO) Meta, Guy Rosen, memaparkan data terbaru tentang perkembangan sistem ini. Sejak diluncurkan, tercatat lebih dari 70.000 kontributor telah menulis sekitar 15.000 catatan. Namun, hanya 6 persen di antaranya yang akhirnya dipublikasikan.
Untuk pasar sebesar Amerika Serikat dengan ratusan juta pengguna lintas platform, angka ini dinilai masih relatif kecil dan belum menunjukkan daya jangkau yang masif.
Meniru Model Twitter (X)
Sistem Community Notes Meta pada dasarnya meniru konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh Twitter (kini X) pada 2021. Model ini memungkinkan sebuah catatan ditambahkan pada unggahan ketika pengguna dengan pandangan berbeda berhasil mencapai konsensus, tanpa memandang ideologi maupun afiliasi politik.
Meskipun dinilai dapat menyoroti misinformasi atau unggahan yang minim konteks, sistem konsensus ini juga menghadapi tantangan besar. Mencapai kesepakatan lintas perspektif bukanlah hal mudah, apalagi di ruang digital dengan jutaan interaksi setiap harinya.
Lembaga nirlaba Center for Democracy and Technology (CDT) menjadi salah satu pihak yang menyuarakan kritik terhadap efektivitas sistem Meta Community Notes. Mereka mengingatkan bahwa misinformasi sering kali sudah menyebar luas dan viral sebelum sempat dikoreksi oleh catatan komunitas.
CDT mengutip hasil studi yang menunjukkan bahwa lebih dari 70 persen catatan akurat terkait misinformasi pemilu di AS tidak pernah ditampilkan kepada pengguna. Hal ini memunculkan pertanyaan besar mengenai kecepatan dan daya jangkau sistem tersebut.
Selain itu, CDT menilai efektivitas catatan komunitas di platform berbasis visual tinggi seperti Instagram dan Reels masih diragukan. Tantangan lain adalah kemampuan sistem ini untuk menjangkau ruang privat seperti Facebook Groups, di mana banyak percakapan dan penyebaran informasi berlangsung tanpa sorotan publik.
CDT mendorong Meta agar lebih transparan dengan membuka data Community Notes ke publik serta menambahkan metrik tentang sejauh mana informasi terkoreksi dapat menjangkau pengguna.
Organisasi tersebut juga meminta Meta untuk mempertimbangkan kembali keputusannya menghentikan fitur pengecekan fakta tradisional, yang sebelumnya melibatkan pihak ketiga. Menurut mereka, Community Notes saja tidak cukup untuk menghadapi laju penyebaran misinformasi di dunia digital yang sangat cepat.
Meski menuai kritik, langkah Meta memperluas fitur Community Notes dipandang sebagai upaya memperkuat pendekatan partisipatif dalam ekosistem media sosial. Dengan melibatkan langsung para pengguna, perusahaan berharap muncul ekosistem kolaboratif dalam menandai dan memberikan konteks pada konten yang berpotensi menyesatkan.
Namun, pertanyaan kunci tetap menggantung: apakah model ini mampu bekerja efektif di platform sebesar Meta dengan miliaran pengguna aktif?
Jawabannya masih menunggu waktu, uji coba, dan tentu saja transparansi dari Meta sendiri. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Imadudin Muhammad |
UM Buka Kesempatan Siswa SMA Rasakan Kuliah Lebih Awal
BMKG Ingatkan Waspada Potensi Akibat Cuaca Ekstrem Sepekan Ini
Kakek di Malang Ditangkap, Cabuli Bocah Tetangganya Sendiri
Gaya Hidup Bebas dan Pencarian Jati Diri Bangsa
Gelar Public Expose, Bank Jatim Catat Kinerja Solid Sepanjang Triwulan Dua 2025
Jabar Media Summit 2025: Media Didorong Adaptif Hadapi Era Digital
Jabar Media Summit 2025 Bahas Masa Depan Media di Era Digital
Pekerja P3PD Subkomponen 1 D Desak Kemendagri Bayarkan Honorarium dan Tuntaskan Masalah Proyek
Pacu Kemandirian Ekonomi, Pemkab Blora Dorong Sinergi BUMDes Antar Desa
Gubernur Khofifah Puji Kualitas Sepatu Olahraga Produksi UMKM Mojokerto, Tawarkan Ikut Misi Dagang