TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Pemerintah Kota Yogyakarta (Pemkot Yogyakarta) menghadirkan wajah baru bagi geliat ekonomi dan budaya masyarakat lewat peluncuran Pasar Minggu di Taman Budaya Embung Giwangan (TBEG).
Pasar ini hadir setiap Minggu pagi mulai pukul 06.00 WIB, menyajikan beragam produk kuliner dan nonkuliner dari para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lokal.
Berlokasi di sisi utara timur Grha Budaya TBEG, Pasar Minggu ini menjadi destinasi baru bagi warga yang ingin menikmati suasana pagi dengan sajian khas kuliner seperti soto, bakmoy, pecel, bubur krecek, es dawet, hingga camilan tradisional.
Selain itu, berbagai produk kerajinan tangan, fesyen lokal, dan pernak-pernik unik juga tersedia di area ini.
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo, bersama Wakil Wali Kota Wawan Harmawan, secara langsung meninjau kegiatan perdana Pasar Minggu yang resmi dibuka pada Minggu (27/7/2025).
Dalam keterangannya, Hasto menyampaikan bahwa keberadaan Pasar Minggu telah direncanakan sejak awal sebagai bagian dari revitalisasi kawasan TBEG agar makin hidup dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Ini adalah ruang publik yang harus kita maksimalkan. Kita melihat potensi ekonomi, sosial, dan budaya bisa berkembang bersama di Taman Budaya ini. Jika pengunjung dan omzet UMKM terus meningkat, bukan tidak mungkin jadwal operasional bisa diperluas ke hari Sabtu juga,” ujar Hasto.
Hasto juga menekankan pentingnya edukasi kebersihan kepada para pengunjung agar tetap menjaga keasrian lingkungan TBEG.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, mengungkapkan bahwa sebanyak 50 stand UMKM dari wilayah Giwangan dan sekitarnya turut meramaikan edisi perdana Pasar Minggu ini.
Menurutnya, kehadiran pasar ini adalah bentuk nyata dari misi Dinas Kebudayaan untuk memberdayakan pelaku usaha dan menciptakan ruang interaksi masyarakat yang produktif.
“Kami ingin Pasar Minggu ini menjadi wadah yang inklusif. Ke depan, kami akan buka kesempatan bagi UMKM dari seluruh Kota Yogyakarta agar bisa tampil dan tumbuh bersama,” tutur Yetti.
Rangkaian acara juga diramaikan dengan pertunjukan seni budaya, mulai dari tari tradisional, karawitan, hingga pentas musik, menjadikan TBEG sebagai ruang ekspresi budaya sekaligus pasar rakyat.
Salah satu pelaku UMKM, Yudho Priambodo, mengaku senang karena mendapat kesempatan memasarkan kuliner andalannya, bakmoy, di Pasar Minggu TBEG.
“Saya senang banget bisa ikut. Semoga Pasar Minggu ini terus ramai dan jadi tempat jujugan warga buat jajan. Ini sangat membantu ekonomi warga sekitar,” ungkap warga Giwangan itu.
Hal serupa diutarakan pengunjung, Zahira, warga Umbulharjo yang datang bersama temannya untuk berolahraga pagi.
“Setelah olahraga, kami langsung ke sini buat jajan. Seru banget, suasananya adem, makanannya enak, dan banyak pilihan. Cocok banget ada Pasar Minggu kayak gini,” katanya antusias.
Dengan konsep menyatukan budaya, kuliner, ekonomi kreatif, dan ruang hijau, Pasar Minggu di TBEG digadang-gadang menjadi ikon baru bagi wisata harian di Yogyakarta selatan. (*)
Pewarta | : A Riyadi |
Editor | : Ronny Wicaksono |
Di CFD Taman Bungkul, Pemkot Surabaya dan TP PKK Kampanyekan Stop Perkawinan Anak
Kala Kalam Munyeng Kota Batu Memukau Penonton di TMII Jakarta
Riset HSN sebagai Pencegah COVID-19 Antarkan Bobi Prabowo Raih Gelar Doktor FK UB
Pembalap Tour de Banyuwangi Ijen Siap Adu Kekuatan di Tengah Pesona Alam
Wabup Sleman Resmi Lepas Rombongan Tour de Merapi 2025
Kolaborasi Ratusan Mahasiswa Internasional Berdayakan Desa dan Lestarikan Budaya Lokal
Gubernur Khofifah dan Wagub Emil Bersua Sri Sultan HB X, Bahas Promosi Pariwisata Terpadu
Peduli Masyarakat, TNI AU Lanud Abd Saleh Malang Gelar Puncak Bakti Sosial di Pakis
PKB Sidoarjo Angkat Kekayaan Budaya Lokal Lewat Festival Paduan Suara
Merespons Tuntutan Pedagang Pasar, DPRD Kota Madiun Jadwalkan RDP dengan Pemkot