TIMESINDONESIA, BOYOLALI – Waduk Cengklik yang terletak di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, kini tengah menjadi sorotan sebagai destinasi wisata alam favorit.
Waduk peninggalan Belanda ini tidak hanya berfungsi sebagai sumber irigasi, tetapi juga menarik minat wisatawan berkat keindahan alamnya, terutama panorama matahari terbenam atau sunset Waduk Cengklik yang memukau.
Berlokasi tidak jauh dari Bandara Internasional Adisumarmo, Waduk Cengklik Boyolali menjadi pilihan tepat bagi masyarakat sekitar Solo Raya hingga luar kota untuk menikmati suasana alam yang tenang dan udara segar, terutama saat akhir pekan.
Salah satu pengunjung asal Sragen, Nurul Fadhilah (42), mengaku baru pertama kali mengunjungi Waduk Cengklik. Ia mengungkapkan rasa penasarannya terhadap tempat wisata yang kini tengah viral di media sosial.
“Kami penasaran dengan Waduk Cengklik jadi nyempetin datang kesini. Pemandangan waduk ini memang indah,” kata Nurul Fadhilah saat ditemui di lokasi, Minggu (19/10/2025).
Ia datang bersama suami dan dua anaknya dengan menggunakan sepeda motor. Bagi Nurul, Waduk Cengklik menjadi tempat ideal untuk menikmati libur akhir pekan bersama keluarga tanpa harus bepergian jauh dari kota asalnya.
Selain keindahan sunset-nya, wisata Waduk Cengklik juga menyediakan berbagai fasilitas seperti perahu wisata, spot foto Instagramable, serta warung makan dengan sajian khas lokal yang menambah kenyamanan pengunjung.
Sejarah Waduk Cengklik
Waduk Cengklik dibangun pada tahun 1926 hingga 1928, waduk ini memiliki peran penting dalam sistem irigasi serta pengendalian banjir di wilayah sekitarnya.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari situs resmi ejournal2.undip.ac.id, Waduk Cengklik memanfaatkan aliran Sungai Pepe sebagai sumber utamanya. Waduk ini memiliki luas genangan mencapai 300 hektare dan kapasitas tampung sekitar 9 juta meter kubik air.
Dalam proses pembangunannya, Waduk Cengklik menggunakan tenaga kerja lokal yang sebagian besar direkrut melalui sistem kerja paksa atau yang dikenal dengan sebutan rodi. Ini merupakan salah satu contoh bagaimana proyek infrastruktur besar pada masa penjajahan seringkali memanfaatkan tenaga masyarakat lokal tanpa kompensasi yang layak.
Meskipun dibangun dengan cara yang menyakitkan bagi masyarakat saat itu, keberadaan Waduk Cengklik ini kini menjadi bagian penting dari sejarah dan perkembangan sistem pertanian di Boyolali.
Kini, Waduk Cengklik menjadi salah satu tempat wisata unggulan di Boyolali, menarik minat wisatawan lokal maupun luar daerah. Keindahan alam di sekitar waduk, ditambah suasana yang tenang, menjadikannya lokasi favorit untuk memancing, bersepeda, hingga menikmati matahari terbenam.
Pemerintah Kabupaten Boyolali juga mulai mendorong pengembangan potensi pariwisata Waduk Cengklik agar mampu memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan dan nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.(*)
Pewarta | : Anugrah Dany Septono |
Editor | : Deasy Mayasari |
Singir Safinah dari Banyuwangi, Kearifan Pesantren yang Menyentuh Pendidikan Berkelanjutan
Kisah Lismawati: di Balik Senyum Ramah Seorang Dokter, Tersimpan Pengorbanan yang Tak Ternilai
Perkuat Keamanan Pangan Nasional, BPOM RI Sudah Beri Pelatihan 100 Ribu Orang
Pengganti Paul Bonehead dalam Tur Dunia OASIS Live'25
Nyamuk Ditemukan di Islandia untuk Pertama Kalinya
Duel Klasik Real Madrid vs Juventus Warnai Matchday 3 Liga Champions Pekan Ini
Tahfidzul Qur’an, Strategi Membangun SDM Unggul di Era Modern
Polres Majalengka Gerak Cepat Ungkap Misteri Pembunuhan Bocah di Toilet Masjid
Hamas Desak Israel Bayar Ganti Rugi dan Rekonstruksi Jalur Gaza
Mengenai Pertanian Singkong Rebah, Perpaduan Tepat Bertani dan Beternak di Pacitan