Eddy Soeparno: Pemanfaatan SAF di Penerbangan Komersial Selaras dengan Visi Presiden Prabowo

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PAN, Eddy Soeparno, menyambut positif langkah Pertamina memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang sudah digunakan pada penerbangan perdana Pelita Air Service rute Jakarta–Bali.
Menurutnya, penggunaan SAF menjadi bukti keseriusan Indonesia dalam mengembangkan biofuel sekaligus mengurangi emisi karbon di sektor penerbangan.
Advertisement
“Secara global, kewajiban pemakaian SAF minimal 1 persen baru akan berlaku pada 2027. Namun Indonesia mengambil inisiatif lebih awal. Ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo untuk menempatkan Indonesia sebagai pemain utama energi terbarukan dunia,” ujar Eddy, Kamis (21/8/2025).
Ia menilai, dengan kapasitas produksi kilang yang terus ditingkatkan, Indonesia berpeluang menjadi pengekspor SAF di kawasan Asia.
“Pada sekitar 2028, produksi SAF kita diproyeksikan melampaui kebutuhan domestik, sehingga bisa dialokasikan untuk pasar ekspor. Ini tentu akan memberi tambahan devisa yang signifikan,” jelasnya.
Selain aspek energi, Eddy juga menyoroti potensi pemberdayaan masyarakat melalui pengumpulan minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO) sebagai bahan baku SAF. Menurutnya, keterlibatan masyarakat dari tingkat rumah tangga, pedagang kecil, hingga restoran dapat memberi nilai tambah ekonomi.
“Koperasi desa Merah Putih, misalnya, bisa diberdayakan untuk mengumpulkan dan menjual UCO. Jika Pertamina membeli dengan harga wajar dan terjadwal, maka ekonomi kerakyatan bisa tumbuh,” katanya.
Eddy optimistis pemanfaatan SAF akan menghadirkan ekosistem energi yang berkelanjutan.
“Kita bisa membangun ekonomi sirkular sekaligus memperkuat ekonomi rakyat dalam pengembangan biofuel untuk penerbangan. Saya percaya Pertamina mampu mewujudkan itu bersama masyarakat dan koperasi,” ucapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |