Bukan Kaleng-kaleng! Saham DADA Ditargetkan Meroket hingga Rp14.000

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menjelang akhir Agustus, pasar modal Indonesia menunjukkan performa yang luar biasa. Tidak hanya saham teknologi dan komoditas, sektor properti pun tak ketinggalan menarik perhatian investor. Salah satu yang kini menjadi sorotan adalah saham dengan kode DADA (PT Diamond Citra Propertindo Tbk.). Harganya yang semula hanya Rp12 di awal bulan, kini melesat ke level Rp25 hingga Rp28. Lonjakan ini tak lepas dari rumor kuat bahwa perusahaan raksasa global akan melakukan backdoor listing melalui DADA.
Seorang analis pasar modal dan pendiri komunitas @ber_investasi, Michael Wijaya, menyebutkan jika rumor tersebut benar, valuasi DADA akan berubah total.
Advertisement
"Jika benar raksasa asing ini yang masuk, valuasi DADA akan berubah total. Dari saham receh, bisa jadi multibagger yang spektakuler," ungkapnya di Jakarta, Kamis (28/8/2025).
Backdoor listing atau reverse takeover adalah strategi ketika sebuah perusahaan besar yang belum melantai di bursa "menumpang" lewat perusahaan publik kecil yang sudah terdaftar. Michael memberikan analogi yang mudah dipahami:
"Bagi awam, ibarat perusahaan raksasa masuk ke rumah kecil, lalu merenovasinya menjadi gedung pencakar langit dan berpotensi mendatangkan untung yang cukup besar," imbuhnya.
Mengapa DADA Jadi Incaran Investor?
Bukan tanpa alasan DADA menjadi target. Meskipun nilai buku perusahaan sekitar Rp600 miliar terlihat biasa saja, pasar tampaknya memiliki informasi lain. Kabar kuat menyebutkan bahwa investor dari Jepang siap-siap melancarkan aksi korporasi besar.
Menurut pakar saham Rendy Yefta, salah satu alasan utamanya adalah harga saham DADA yang dinilai sangat murah dibandingkan harga saham di bursa Tokyo, Jepang.
"Bila harga saham DADA di Indonesia sekitar Rp25-Rp28 per lembar tentunya kan masih jauh," ujar Rendy. "Pasar di Indonesia sangat terbuka untuk investor asing, tentunya ini menjadi sebuah potensi yang menjanjikan," tambahnya.
Sebagai perbandingan, Rendy memaparkan bahwa harga saham di bursa Tokyo bisa mencapai Rp347.600 bahkan hingga Rp471.900 per lembar. Sebuah sumber anonim yang dekat dengan perusahaan bahkan menyebut target harga saham DADA pasca backdoor listing bisa mencapai Rp14.000 per lembar.
"Bahkan di Rp14 ribu, DADA masih dianggap 'murah' untuk ukuran investor global yang terbiasa membeli saham ratusan ribu rupiah dan investor ini punya kekuatan untuk berinvestasi di DADA," ungkap sumber tersebut.
Sinyal Kuat DADA Menuju Transformasi Besar
Lonjakan permintaan jutaan lot, transaksi negosiasi di harga tinggi, dan rumor masuknya investor asing kelas dunia menjadi sinyal kuat bahwa DADA sedang bersiap untuk berubah dari "cacing" menjadi "naga" di bursa.
"Pasar tidak pernah bohong dengan adanya permintaan lebih tinggi dari penjualan. Ini patut diwaspadai," ujar Rendy.
Bagi investor lokal, lanjut dia, DADA mungkin terlihat saham receh. Tapi bagi asing bermodal triliunan, ini adalah diskon luar biasa yang layak diperebutkan.
Pihak internal DADA sendiri menyambut positif potensi masuknya investor asing, karena hal ini sejalan dengan strategi pengembangan jangka panjang perusahaan. DADA berkomitmen untuk terus menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan menjaga kepercayaan seluruh pemegang saham. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |