Ekonomi

Kemenkeu Ungkap Defisit RAPBN 2026 Naik Jadi Rp689,1 Triliun

Kamis, 18 September 2025 - 20:21 | 6.28k
Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu usai Rapat Kerja Badan Anggaran DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis (18/09/2025). (FOTO: ANTARA/ Muhammad Heriyanto)
Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu usai Rapat Kerja Badan Anggaran DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis (18/09/2025). (FOTO: ANTARA/ Muhammad Heriyanto)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Badan Anggaran (Banggar) DPR RI bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyepakati revisi defisit anggaran dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 menjadi Rp689,1 triliun atau setara 2,68 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini naik dari rancangan sebelumnya sebesar Rp638,8 triliun atau 2,48 persen dari PDB.

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu menjelaskan bahwa kenaikan defisit tidak lepas dari adanya tambahan belanja, baik di tingkat pusat maupun transfer ke daerah (TKD).

Advertisement

“Itu konsekuensi. Kita menambah Rp43 triliun di TKD, lalu ada tambahan di belanja pusat, sehingga defisit melebar dari 2,48 persen menjadi 2,68 persen dari PDB,” ujar Febrio usai Rapat Kerja Banggar DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (18/9/2025).

Meski demikian, Febrio menegaskan pemerintah tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menjaga stabilitas fiskal. Ia menambahkan, defisit RAPBN 2026 masih lebih rendah dibanding outlook defisit APBN 2025 yang diperkirakan mencapai 2,78 persen dari PDB.

“Kita melihat kebutuhan untuk pertumbuhan ekonomi dan juga baik di pusat maupun belanja di daerah itu tetap menjadi prioritas,” ujar Febrio.

Rincian Revisi Postur RAPBN 2026

Sebagai informasi, Belanja Pemerintahan Pusat (BPP) meningkat sebesar Rp13,2 triliun menjadi Rp3.149,7 triliun untuk RAPBN 2026, dari rancangan sebelumnya senilai Rp3.136,5 triliun.

Sementara, pendapatan negara naik menjadi Rp3.153,6 triliun, bertambah Rp5,9 triliun dari rancangan awal Rp3.147 triliun.

Kemudian belanja negara disetujui Rp3.842,7 triliun, naik Rp56,2 triliun dari rancangan sebelumnya Rp3.786,5 triliun.

Lalu, Transfer ke Daerah (TKD) meningkat Rp43 triliun menjadi Rp693 triliun, dari rancangan Rp650 triliun.

Sementara, Keseimbangan primer disetujui dengan desain defisit primer disepakati Rp89,7 triliun, naik Rp50,3 triliun dari rancangan awal Rp39,4 triliun.

Pembiayaan anggaran menyesuaikan dengan defisit, menjadi Rp689,1 triliun dalam RAPBN 2026, atau selisih Rp50,3 triliun dari rancangan sebelumnya senilai Rp638,8 triliun. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES