Ekonomi

Anggoro Eko Cahyo Jadi Ketua Asbisindo, Targetkan Market Share Syariah Tembus 10 Persen

Rabu, 24 September 2025 - 21:33 | 5.15k
Anggoro Eko Cahyo dan Hery Gunardi dalam serah terima jabatan Ketua Asbisindo dilakukan di Jakarta, Rabu (24/9/2025). (Foto: BSI)
Anggoro Eko Cahyo dan Hery Gunardi dalam serah terima jabatan Ketua Asbisindo dilakukan di Jakarta, Rabu (24/9/2025). (Foto: BSI)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), Anggoro Eko Cahyo, resmi didapuk menjadi Ketua Umum Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) periode 2025–2027. Ia menggantikan Hery Gunardi yang kini memimpin Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas).

Dalam sambutannya, Anggoro menyampaikan rasa hormat dan apresiasi atas kepemimpinan Hery sebelumnya.

Advertisement

“Jabatan ini bukan sekadar amanah, melainkan tanggung jawab untuk menjadikan Asbisindo sebagai mitra strategis dalam memperkuat industri perbankan syariah,” kata Anggoro melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (24/9/2025)

Misi Besar: Sinergi dan Globalisasi

Anggoro menegaskan komitmennya memperkuat sinergi antara anggota Asbisindo, pemerintah, serta pemangku kepentingan lain. Kolaborasi ini, katanya, menjadi kunci agar ekonomi syariah Indonesia dapat tampil lebih kuat di tingkat global.

Langkah ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045, yang menempatkan ekonomi syariah sebagai salah satu pilar pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.

Dalam kepemimpinannya, Anggoro mematok empat fokus utama yakni yang pertama, membangun sinergi antaranggota Asbisindo agar bank syariah tumbuh bersama, sehat, dan kompetitif. Kedua, meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah, sehingga masyarakat tidak hanya tahu, tetapi juga aktif memanfaatkan layanan perbankan syariah.

Ketiga, mendorong inovasi digital untuk menjawab tantangan teknologi dan kebutuhan generasi baru.Dan yang keempat mengakselerasi industri halal, yang diharapkan mampu memperbesar kontribusi terhadap perekonomian nasional sekaligus mendukung cita-cita menjadikan Indonesia sebagai pusat keuangan syariah dunia.

Meski tingkat literasi keuangan syariah di Indonesia sudah meningkat, inklusinya masih relatif rendah. Menurut Anggoro, hal ini sangat dipengaruhi oleh luasnya jaringan bank syariah serta sejauh mana masyarakat memahami manfaat yang ditawarkan.

“Melalui Asbisindo, kami ingin memperkuat kolaborasi agar pangsa pasar perbankan syariah bisa tembus di atas 10 persen. BSI sebagai bank syariah terbesar siap menjadi motor penggerak,” ujarnya.

Pertumbuhan Solid di Tengah Ketidakpastian

Optimisme Anggoro bukan tanpa alasan. Kinerja perbankan syariah dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan lebih cepat dibanding perbankan nasional.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Juni 2025 aset bank syariah tumbuh 7,83 persen (year on year), melampaui perbankan nasional yang hanya 6,43 persen. Dari sisi pembiayaan, pertumbuhan bank syariah juga lebih tinggi, yakni 8,38 persen dibandingkan perbankan nasional sebesar 7,77 persen.

Ia juga menyambut baik hadirnya pemain baru di industri perbankan syariah dengan skala aset yang lebih besar. Menurutnya, semakin banyak pemain besar, semakin luas pula pangsa pasar yang bisa digarap bersama.

Anggoro percaya, tren positif ini akan menjadikan ekonomi syariah sebagai arus baru pertumbuhan ekonomi nasional. Bukan hanya pelengkap, tetapi motor penting dalam memperkuat daya saing Indonesia di tengah perekonomian global.

“Dengan dukungan seluruh anggota Asbisindo, saya yakin kita bisa membawa Indonesia menjadi pusat keuangan syariah dunia,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES