Ekonomi

Stabilkan Harga, Gubernur Khofifah Minta Bupati dan Wali Kota Serap Tomat Petani

Jumat, 26 September 2025 - 19:50 | 5.27k
Gubernur Khofifah saat melakukan penyerapan 1,3 ton tomat di Desa Kare, Kabupaten Madiun, Jumat (26/9/2025). (Foto: Dok. Humas Pemprov Jatim)
Gubernur Khofifah saat melakukan penyerapan 1,3 ton tomat di Desa Kare, Kabupaten Madiun, Jumat (26/9/2025). (Foto: Dok. Humas Pemprov Jatim)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta seluruh bupati dan wali kota di Jatim menyerap langsung hasil panen tomat petani di daerah masing-masing untuk stabilisasi harga.

Ajakan ini disampaikan Gubernur Khofifah saat melakukan penyerapan 1,3 ton tomat di Desa Kare, Kabupaten Madiun, Jumat (26/9/2025).

Advertisement

“Satu yang menyebabkan deflasi di 14 kabupaten kota itu adalah tomat," kata Khofifah.

Diketahui, tomat di Jatim mengalami over supply. Untuk itu, ia meminta bupati/wali kota ikut menyerap hasil panen tomat di masing-masing daerahnya.

"Kalau dulu ada over supply cabai, saya juga minta mereka serap cabai. Sekarang saatnya ikut menyerap tomat agar harga kembali normal. Tomat bisa dijus untuk siswa PAUD, TK maupun SD. Jus tomat sehat bagi anak-anak," ujarnya.

Petani-Tomat-Madiun-2.jpg

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jatim mengalami deflasi bulanan (m-to-m) 0,10 persen pada Agustus 2025, dari 108,76 pada Juli menjadi 108,65.

Dari 14 kabupaten/kota yang mengalami deflasi, tomat tercatat sebagai penyumbang utama akibat harga di tingkat petani anjlok hingga Rp2.000/kg karena over supply.

"Kalau bupati/wali kota ikut serap tomat di masing-masing daerah, maka harganya akan segera normal kembali. Tomat yang telah diserap, menurut saya sederhana dikasih saja ke TK-TK, ke PAUD, ini bisa jadi jus tomat," kata Khofifah. 

"Kalau dibagi ke PAUD, TK, SD untuk dijadikan jus tomat, itu bukan hanya menolong petani tapi juga menyehatkan anak-anak. Saya membayangkan hari Senin anak-anak masuk sekolah sudah bisa menikmati jus tomat segar. Ini sederhana, tapi bisa memberi dampak besar," tambahnya.

Dalam penyerapan di Desa Kare, Khofifah membeli tomat dari petani dengan harga Rp4.000/kg, jauh di atas harga lahan saat ini Rp2.000/kg. Langkah ini diharapkan mampu mendorong penetrasi harga sekaligus memberi semangat petani.

Upaya penetrasi harga ini bukan pertama kalinya dilakukan Gubernur Khofifah. Sebelumnya ia juga turun langsung saat terjadi over supply bawang merah di Nganjuk dan penurunan harga beras di Bojonegoro dan Lamongan.

"Sekarang kasusnya tomat. Dari hasil identifikasi, tomat di desa Kare hari ini  yang siap dipanen mencapai sekitar 1,3 ton. Kalau di lahan harga Rp2.000 per kilo, saya serap Rp4.000 per kilo. Langkah sederhana ini akan mendorong penetrasi harga dan memberi semangat bagi petani," tegas Khofifah.

Suyatno, salah satu penggerak petani handal di Desa Kare, Kabupaten Madiun, mengaku para petani sangat merasakan dampak jatuhnya harga tomat dalam dua bulan terakhir.

Petani-Tomat-Madiun-3.jpg

"Bulan Juni harga tomat masih Rp5.000 per kilo, tapi Agustus turun drastis jadi Rp2.000 per kilo. Ini terjadi karena banyak petani menanam secara bersamaan sehingga panennya juga serentak. Tomat melimpah, tapi daya serap pasar terbatas, akhirnya harga jatuh dan kami petani yang merasakan beratnya,” ungkap Suyatno.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Khofifah yang turun langsung menyerap tomat sekaligus mengajak bupati/wali kota melakukan langkah serupa.

"Kami para petani merasa sangat terbantu dengan langkah Ibu Gubernur. Dengan adanya penyerapan ini, kami berharap harga bisa lebih stabil. Apalagi kalau bupati dan walikota ikut bergerak, kami yakin harga akan lebih cepat normal. Terima kasih kepada Ibu Khofifah yang selalu memikirkan nasib para petani," ungkapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES