Ekonomi

Realisasi Bea Cukai Tembus Rp221,3 Triliun, Tumbuh 7,1% hingga September 2025

Rabu, 15 Oktober 2025 - 07:13 | 558
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (kiri) dan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (kanan) dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Selasa (14/10/2025) (FOTO: ANTARA/Bayu Saputra)
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (kiri) dan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (kanan) dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Selasa (14/10/2025) (FOTO: ANTARA/Bayu Saputra)

TIMESINDONESIA, JAKARTAKementerian Keuangan mencatat capaian positif dalam penerimaan negara sektor kepabeanan dan cukai. Hingga akhir September 2025, realisasi penerimaan telah mencapai Rp221,3 triliun, setara dengan 73,4% dari target yang ditetapkan dalam APBN 2025.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan pertumbuhan yang signifikan ini. "Sampai dengan akhir September 2025, penerimaan kepabeanan dan cukai kita Rp221,3 triliun. Ini tumbuh 7,1 persen dibandingkan tahun lalu," jelas Suahasil dalam konferensi pers APBN KiTA di Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Advertisement

Berikut rincian pencapaian sektor kepabeanan dan cukai:

  • Penerimaan Cukai: Rp163,3 triliun (66,9% dari target APBN), tumbuh 4,6% meski produksi CHT turun 2,9%

  • Penerimaan Bea Keluar: Rp21,4 triliun (477,8% dari target APBN), melonjak 74,8% secara tahunan

  • Penerimaan Bea Masuk: Rp36,6 triliun (69,2% dari target APBN), terkontraksi 4,6%

Kenaikan spektakuler pada bea keluar terutama didorong oleh faktor eksternal. "Ini adalah karena penurunan tarif bea masuk, ada juga efek dari bea masuk komoditas pangan dan juga banyak sekali perdagangan yang mengutilisasi free trade agreement (FTA) dengan tarif bea masuk yang lebih rendah," ujar Suahasil mengenai penurunan di sektor bea masuk.

Secara keseluruhan, kinerja kepabeanan dan cukai tetap positif. "Secara umum penerimaan kepabeanan dan cukai mampu tumbuh, didorong peningkatan aktivitas impor barang modal dan investasi, serta upaya menjaga penerimaan cukai hasil tembakau," pungkas Suahasil menutup paparannya. Lonjakan bea keluar terutama didorong oleh kenaikan harga CPO, peningkatan volume ekspor sawit, dan kebijakan ekspor konsentrat tembaga. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES