Ekonomi

AHY Tegaskan KAI Harus Tetap Sehat di Tengah Beban Utang Kereta Cepat

Selasa, 21 Oktober 2025 - 23:22 | 652
Teknisi dari Indonesia didampingi teknisi dari China melakukan perawatan Kereta Cepat Whoosh, di Join Workshop Depo Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (29/7/2024). (Foto:Antara/Fakhri Hermansyah/tom)
Teknisi dari Indonesia didampingi teknisi dari China melakukan perawatan Kereta Cepat Whoosh, di Join Workshop Depo Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (29/7/2024). (Foto:Antara/Fakhri Hermansyah/tom)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menekankan pentingnya kesehatan PT Kereta Api Indonesia/KAI (Persero) dalam proses penyelesaian utang Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

“Intinya, KAI harus tetap sehat. Mereka tidak hanya mengurus kereta cepat, tapi juga bertanggung jawab atas seluruh jaringan perkeretaapian nasional,” ujar AHY di kantornya, Jakarta, Selasa (21/10/2025).

Advertisement

AHY menyampaikan dengan jaringan rel yang membentang ribuan kilometer di berbagai wilayah Indonesia, KAI memikul tanggung jawab besar dalam memastikan seluruh jalur berfungsi optimal dan layanan penumpang tetap nyaman.

Ia menekankan bahwa perhatian terhadap kereta cepat tidak boleh mengesampingkan kebutuhan dasar transportasi publik yang diakses jutaan masyarakat setiap hari.

AHY menyampaikan bahwa pihaknya telah beberapa kali mengundang Danantara, Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perkeretaapian, serta jajaran Direksi KAI dan KCIC untuk membahas skema penyelesaian utang KCIC.

Meski belum ada keputusan final, AHY menyebut sejumlah opsi sedang dikaji, termasuk kemungkinan penanganan prasarana oleh pemerintah maupun pengambilalihan oleh Danantara.

AHY mengatakan proses ini masih berlangsung dan akan disampaikan kepada publik pada waktunya. Ia juga menegaskan bahwa pemerintah tidak ingin menciptakan polemik antara pihak swasta, BUMN, dan pemerintah terkait masalah utang KCIC ini.

Total investasi proyek KCIC mencapai sekitar 7,27 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp120,38 triliun. Sekitar 75 persen dari nilai proyek tersebut dibiayai melalui pinjaman dari China Development Bank (CDB) dengan bunga 2 persen per tahun.

Hingga kini, terdapat dua opsi penyelesaian utang yang tengah dikaji, yakni pelimpahan kepada pemerintah atau penyertaan dana tambahan ke PT KAI. Namun, pemerintah tetap mendorong agar Danantara mengambil peran utama dalam skema pembayaran.

PT KAI merupakan salah satu anggota konsorsium BUMN yang membentuk PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).

PSBI adalah pemegang saham mayoritas di PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), perusahaan patungan Indonesia-China yang mengelola proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES