Ekonomi

BEI Gandeng S&P Luncurkan 3 Indeks Baru, Bidik Investor Global

Selasa, 28 Oktober 2025 - 23:06 | 706
Tangkapan layar - Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Ignatius Denny Wicaksono.(Foto:  Antara/Uyu Septiyati Liman)
Tangkapan layar - Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Ignatius Denny Wicaksono.(Foto: Antara/Uyu Septiyati Liman)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis tiga indeks baru hasil kolaborasi dengan lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) untuk menambah daya tarik emiten domestik bagi para investor global.

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 BEI Ignatius Denny Wicaksono menuturkan ketiga indeks tersebut adalah S&P/IDX Indonesia ESG Tilted, S&P/IDX Dividend Opportunities, dan S&P/IDX Sharia High Dividend yang akan resmi diluncurkan pada 3 November 2025.

Advertisement

“Harapannya adalah investor-investor yang tadi (memiliki) passively manage investment ini bisa punya banyak pilihan alternatif. Selain daripada local fund (investor) yang menggunakan indeks-indeks kita, kami harap dari global fund ini mulai melihat juga,” kata Ignatius Denny Wicaksono di Jakarta, Selasa (28/10/2025).

Ia mengatakan Indeks S&P/IDX Indonesia ESG Tilted dirancang untuk mengukur kinerja saham berkapitalisasi besar dan menengah yang memenuhi kriteria keberlanjutan S&P.

Untuk memenuhi kriteria yang ditentukan, indeks tersebut mengecualikan emiten dari industri yang tidak sejalan dengan prinsip keberlanjutan United Nations Global Compact (UNGC), seperti sektor batu bara, tembakau dan senjata.

“Nah (kerja sama) ini sebenarnya kami (bertujuan untuk) mendorong emiten kita (domestik) supaya ada yang bisa masuk ke Dow Jones Sustainability Index. Sekarang seingat saya belum ada nih, satupun juga belum,” ujar Ignatius.

Sementara itu, dua indeks lainnya yang berbasis dividen, yakni S&P/IDX Dividend Opportunities dan S&P/IDX Sharia High Dividend, menyoroti 30 saham dengan dividend yield tertinggi.

“Kalau kita bisa mendiversifikasi saham kita ke 30 perusahaan, itu artinya kita sudah portfolio terdiversifikasi dengan baik,” ucapnya.

Ia mengatakan perbedaan antara kedua indeks tersebut adalah konstituen S&P/IDX Dividend Opportunities berasal dari S&P Indonesia LargeMidCap #45 constituents, sedangkan S&P/IDX Sharia High Dividend terdiri dari emiten dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).

Ignatius menjelaskan kedua indeks tersebut menggunakan basis dividen karena saat ini sistem perhitungan indeks oleh BEI belum bisa menghitung total return, tapi hanya price return tanpa dividen.

Ia menyatakan sistem perhitungan tersebut kurang adil bagi para emiten karena banyak saham yang seringkali mengalami penurunan harga usai perusahaan membagikan dividen, sehingga terlihat seperti tidak memiliki performa yang baik.

“Nah ini yang agak kurang (menjadi kekurangan dari perhitungan indeks oleh BEI), tapi kami sedang coba kembangkan, jadi nanti ke depannya harapannya indeks kami juga bisa menghitung total return,” tutur Ignatius Denny Wicaksono. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES