Ekonomi

Jawa Timur Lokasi Potensial Sebagai Pusat Pengembangan Industri Bioetanol Nasional

Rabu, 29 Oktober 2025 - 13:47 | 1.09k
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika memberi keterangan ketika ditemui di sela acara pembukaan Pameran Industri Agro yang digelar, di Kantor Kemenperin Jakarta, Rabu (29/10/2025). (ANTARA/Putu Indah Savitri)
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika memberi keterangan ketika ditemui di sela acara pembukaan Pameran Industri Agro yang digelar, di Kantor Kemenperin Jakarta, Rabu (29/10/2025). (ANTARA/Putu Indah Savitri)

TIMESINDONESIA, JAKARTAKementerian Perindustrian menetapkan Jawa Timur sebagai lokasi paling potensial untuk pengembangan pabrik etanol guna mendukung program mandatori BBM bercampur etanol 10% (E10). Penetapan ini didasarkan pada ketersediaan bahan baku molasses atau tetes tebu yang melimpah di provinsi tersebut.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menjelaskan alasan pemilihan Jatim. "Yang paling potensial sekarang, yang ada sekarang itu kan paling banyak di Jawa Timur karena molasses-nya ada di sana," jelas Putu dalam pembukaan Pameran Industri Agro di Jakarta, Rabu (29/10/2025). Molasses sebagai produk sampingan industri gula dapat diolah menjadi bioetanol berkualitas.

Advertisement

Dukungan konkret pemerintah berupa alokasi dana Rp1,6 triliun untuk program bongkar ratoon, peremajaan tanaman tebu tidak produktif, di 100.000 hektare lahan. Sebanyak 70.000 hektare diantaranya terkonsentrasi di Jatim, mencakup 26 kabupaten. "Oleh karena itu, Putu menilai Jatim berpotensi menjadi lokasi pembangunan pabrik etanol berbasis tebu," tambahnya.

Sementara untuk pengembangan berbasis sagu, BRIN sedang melakukan kajian lokasi di Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera. Kebijakan ini sejalan dengan persetujuan Presiden Prabowo Subianto mengenai mandatori E10 yang ditargetkan implementasinya pada 2027.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan kebutuhan etanol mencapai 1,4 juta kiloliter yang harus dipenuhi dari produksi dalam negeri. Rencana pembangunan pabrik etanol berbasis tebu juga dikembangkan di Merauke, Papua Selatan, sementara pabrik berbahan baku singkong masih dalam pemetaan.

Dukungan investasi datang dari Toyota yang menyatakan ketertarikan membangun pabrik etanol di Indonesia, seperti diungkapkan Wakil Menteri Investasi Todotua Pasaribu. Langkah strategis ini memperkuat posisi Indonesia dalam transisi energi terbarukan sekaligus penguatan industri berbasis bahan baku lokal.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES