Ekonomi

Cerita Pelaku UMKM di Malang, Dagangan Sepi Terdampak Proyek Drainase

Rabu, 29 Oktober 2025 - 13:37 | 786
Sejumlah warung UMKM di sekitaran Suhat Kota Malang terlihat sepi pembeli saat ada pengerjaan proyek drainase. (FOTO: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Sejumlah warung UMKM di sekitaran Suhat Kota Malang terlihat sepi pembeli saat ada pengerjaan proyek drainase. (FOTO: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Proyek drainase di Soekarno-Hatta (Suhat) Kota Malang ternyata dikeluhkan oleh para pelaku usaha di sekitarnya. Sebab, akses untuk masuk ke toko-toko mereka, sekarang tertutup oleh pembongkaran gorong-gorong.

Pantauan lapangan, sejumlah usaha termasuk warung-warung UMKM di kawasan tersebut, terlihat sepi pembeli. Hanya ada akses kayu bambu yang menyambungkan jalan ke warung mereka.

Advertisement

Salah satu karyawan Warung Nasi Bu Win Suhat, Dewi mengaku bahwa proyek ini sangat berdampak bagi penjualan mereka. Mulanya, saat pembongkaran sebagian masih ada akses, namun kini setelah pembongkaran total, akses tertutu dan hanya diberi jembatan kayu saja.

“Kemarin dibongkar total, terus cuma ada satu jembatan kecil kayu ini, ya orang takut mau kesini, jembatannya gak layak,” ujar Dewi, Rabu (29/10/2025).

Ia mengaku bahwa penjualannya sekarang turun 75 persen lebih, khususnya untuk penjualan offline.

“Pelayanan offline turun jauh. Biasanya sampai 50 konsumen, sekarang cuma satu dua saja mas. Mentok 10 an aja paling,” ungkapnya.

Sejumlah-warung-UMKM-di-sekitaran-Suhat-Kota-Malang-a.jpg

Ia bercerita bahwa warungnya tersebut sebenarnya kerap diserbu oleh para mahasiswa. Apalagi, saat pagi hari banyak mahasiswa mengantre untuk membeli makanan di warungnya.

“Biasanya setengah 6 pagi itu mahasiswa antre mau beli makan buat bekal. Sekarang mana ada mas. Cuma kebantu online saja karena mau gak mau,” jelasnya.

Dengan begitu, ia berharap agar pengerjaan proyek drainase yang digarap oleh Pemprov Jatim melalui APBD Jatim ini bisa segera selesai dan kembali normal.

Terlebih, musim-musim hujan saat ini, ia mengeluhkan bukan hanya soal penjualannya saja yang merosot tajam, tapi harus bekerja ekstra karena tanah atau lumpur saat terkena hujan membuat becek warung dan harus membersihkan setiap harinya.

“Harapannya ya semoga cepet selesai. Apalagi kalau hujan itu airnya meluap mas. Apalagi sini tanah jadi becek, warung kotor semua. Kerja ya double-double,” ucapnya.

Sebagai informasi, proyek drainase ini merupakan proyek Pemprov Jatim untuk mengatasi kebanjiran. Proyek yang menggunakan anggaran APBD Jatim sebesar Rp30,1 miliar ini untuk drainase sepanjang 1,3 kilometer.

Proyek yang mulai dikerjakan sekitaran bulan Agustus 2025 lalu tersebut, sesuai kontrak akan diselesaikan selama 180 hari atau november 2025 mendatang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES