Ekonomi

Asbisindo Targetkan Pangsa Pasar Bank Syariah Tembus 20%

Selasa, 04 November 2025 - 23:33 | 1.02k
Ketua Umum Asbisindo Anggoro Eko Cahyo dalam acara Sarasehan Asbisindo di sela event Indonesia Islamic Finance Summit (IIFS) 2025, Surabaya, Selasa (4/11/2025). (Foto: BSI)
Ketua Umum Asbisindo Anggoro Eko Cahyo dalam acara Sarasehan Asbisindo di sela event Indonesia Islamic Finance Summit (IIFS) 2025, Surabaya, Selasa (4/11/2025). (Foto: BSI)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) berharap pangsa pasar (market share) bank syariah nasional meningkat menjadi 20 persen dari saat ini sekitar 7,7 persen, sehingga bisa setara dengan negara-negara lain.

“Perbankan syariah rata-rata tumbuh di atas industri bank. Secara global, aset keuangan syariah naik sekitar 10 persen per tahun dengan rata-rata pangsa pasar sekitar 20 persen. Ruang tumbuh bank syariah di Indonesia masih cukup lebar bisa tiga kali lipat dari posisi saat ini,’’ kata Ketua Umum Asbisindo Anggoro Eko Cahyo dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (4/11/2025).

Advertisement

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2024, total aset perbankan syariah tercatat sebesar Rp980,30 triliun atau tumbuh sebesar 9,88 persen year on year (yoy) dengan market share naik menjadi 7,72 persen.

Anggoro di sela event Indonesia Islamic Finance Summit (IIFS) 2025 menyebutkan, tahun 2025 merupakan momentum besar bagi perkembangan ekonomi syariah nasional. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto di mana pengembangan ekonomi syariah menjadi pilar kedua agenda pembangunan nasional.

Menurut dia, dukungan dan stimulus dari pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi syariah dinilai sudah baik, mulai dari penetapan pilar pertumbuhan ekonomi nasional, blueprint ekonomi syariah Indonesia, Masterplan Industri Halal 2023-2029, hingga pembentukan Komite Nasional Pengembangan Keuangan Syariah.

Yang terbaru, dukungan juga berupa penerbitan berbagai regulasi strategis termasuk Peraturan OJK (POJK) tentang Kegiatan Usaha Bullion, yang membuka peluang besar bagi bank syariah untuk masuk ke ekosistem emas nasional.

Untuk percepatan pertumbuhan industri bank syariah, Asbisindo merumuskan strategi “winning proposition”, selaras dengan Asta Cita Pemerintah dan nilai syariah atau maqashid syariah yang menjadi unique value perbankan syariah

Ia mengatakan, keselarasan ini dielaborasi melalui berbagai aspek, di antaranya mendorong industrialisasi inklusif dan hilirisasi produktif yang memiliki added value, membangun daya saing ekosistem halal di pasar global, serta mengoptimalkan peran desa untuk Indonesia melalui pemerataan ekonomi berbasis syariah.

Selanjutnya, Asbisindo menyatakan kesiapan untuk berperan dalam pertumbuhan ekonomi nasional melalui berbagai instrumen keuangan syariah yang diimplementasikan dalam produk kompetitif agar diminati masyarakat.

Namun, menurut asosiasi, perbankan syariah membutuhkan dukungan kebijakan yang memungkinkan untuk akselerasi pertumbuhan industri termasuk di antaranya dukungan kebijakan perpajakan.

Saat ini bank syariah memiliki berbagai alternatif pengembangan instrumen keuangan yang memerlukan dukungan kebijakan agar lebih diminati masyarakat, termasuk Cash Waqf Linked Deposit (CWLD) dan Sharia Restricted Intermediary Account (SRIA).

Selain itu, terdapat bank emas (bullion bank) yang diluncurkan pada 26 Februari 2025 oleh Presiden RI dengan tujuan untuk memonetisasi potensi emas dari hulu hingga hilir sebagai investasi syariah yang aman, mudah, dan tahan terhadap inflasi. Asbisindo berharap emas dapat menjadi aset likuid bank serta diperhitungkan sebagai pengurang Giro Wajib Minimum (GWM).

Asbisindo menyampaikan, pihaknya juga siap berperan dalam penguatan ekonomi syariah nasional melalui sinergi antara regulator dan pelaku industri, sekaligus merumuskan arah pengembangan perbankan syariah yang lebih progresif dan berdaya saing global serta menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia.

"Dukungan kebijakan, regulasi, dan pasar ini menunjukkan bahwa ekonomi syariah bukan lagi pelengkap, melainkan arus utama pembangunan nasional. Tentunya dibutuhkan transformasi, adaptif dan inovasi untuk menjadi pemain utama perbankan nasional,” ujar Anggoro yang juga menjabat Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).

Dengan pengembangan instrumen, diharapkan bank syariah bisa menjadi lebih menarik dan dapat tumbuh lebih tinggi namun tetap sustain dan sehat. Asbisindo pun menegaskan komitmen nyata untuk kolaborasi dalam memperkuat peran perbankan syariah agar menjadi arus utama pertumbuhan ekonomi nasional. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES