Gaya Hidup

Jalan Kaki 7000 Langkah Sehari Tekan Berbagai Risiko Penyakit

Minggu, 27 Juli 2025 - 14:00 | 9.28k
Ilustrasi berjalan kaki di keseharian. (Foto: ANTARA/Pexels/Kaique Rocha)
Ilustrasi berjalan kaki di keseharian. (Foto: ANTARA/Pexels/Kaique Rocha)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal "The Lancet Public Health" menunjukkan bahwa jalan kaki 7000 langkah dalam sehari ternyata bisa menekan berbagai risiko penyakit mulai dari masalah jantung, diabetes tipe II, demensia, kanker, hingga depresi.

Para peneliti dalam studi ini juga menyebutkan bahwa berjalan kaki sebanyak 4000 langkah juga tetap memberikan lebih banyak manfaat kesehatan dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki aktivitas harian yang rendah dengan jumlah langkah di bawah 2000 per harinya.

Advertisement

Dilaporkan Medical News Today, Jumat (25/7), studi terbaru ini dilakukan dengan metode meta-analisis berdasarkan studi-studi yang berlangsung di periode 2014-2025 bersumber dari jurnal ilmiah EBSCO CINAHL dan PubMed.

Para peneliti studi ini yaitu Melody Ding, PhD dan timnya mencari pengaruh jumlah langkah terhadap delapan faktor. Beberapa yang menarik di antaranya terkait dengan penyebab kematian, kanker, penyakit jantung, kognitif, fungsi fisik, hingga hasil kesehatan mental.

Profesor Melody Ding yang berasal dari Sekolah Kesehatan Publik Sydney Australia ini pun menyebutkan penelitian ini menjadi salah satu bentuk klarifikasi terhadap jumlah langkah yang dibutuhkan manusia untuk dapat memiliki manfaat kesehatan yang berarti.

Setelah analisa dilangsungkan, didapati hasil bahwa para peserta studi yang berjalan 7000 langkah sehari berisiko rendah mengalami kanker hingga 6 persen, penyakit jantung hingga 25 persen, demensia hingga 38 persen, depresi hingga 22 persen, serta diabetes tipe dua hingga 14 persen.

Hasil itu dibandingkan dengan kondisi orang-orang dengan gaya hidup sedenter atau aktivitas harian yang rendah.

Tidak hanya menganalisis orang-orang yang melakukan 7000 langkah per hari, Melody Ding dan timnya juga menemukan bahwa peserta studi yang hanya mampu mencapai jumlah sekitar 4000 langkah sehari ternyata tetap memiliki hasil kesehatan yang lebih baik dibandingkan mereka yang menjalani gaya hidup sedenter.

"Meningkatkan jumlah langkah dari 2000 sehari menjadi 4000-5000 masih memiliki manfaat kesehatan bahkan ketika seseorang tidak mencapai 7000 langkah. Penting sekali informasi ini tersampaikan untuk memotivasi mereka yang sangat tidak aktif," kata Ding.

Ahli Kardiologi Nissi Suppogu juga mempertegas tujuan dari studi ini, dan menegaskan bahwa aktivitas fisik untuk memberikan dampak kesehatan bisa dilakukan bahkan di keseharian lewat jalan kaki sederhana tanpa perlu membebani seseorang menyiapkan waktu khusus.

"Aktivitas fisik atau berjalan kaki dengan target langkah seperti dalam studi ini adalah sesuatu yang seseorang dapat lakukan di mana saja. Di rumah, halaman, jalanan, kantor, ataupun taman. Orang tidak perlu meluangkan waktu atau membayar gym. Tidak ada alasan. Yang perlu dilakukan untuk sehat hanya bangun dan bergerak," kata Nissi Suppogu yang juga Direktur Media dari Pusat Jantung Perempuan di Pusat Medis Long Beach California. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES