Gaya Hidup

Mengapa Sulit Berhenti Saat Makan Kacang? Ini Penjelasannya

Jumat, 31 Oktober 2025 - 02:33 | 436
Ilustrasi - Makan Kacang (Foto: halodoc)
Ilustrasi - Makan Kacang (Foto: halodoc)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pernahkah Anda merasa tak bisa berhenti saat makan kacang atau keripik? Ternyata bukan sekadar karena rasanya yang lezat. Para ahli nutrisi menjelaskan, tekstur makanan yang renyah dan kandungan lemak di dalamnya mampu memicu otak untuk terus menginginkan lebih banyak makanan.

Dilansir dari Dokter Sehat, pakar kesehatan menyebutkan bahwa tekstur makanan memainkan peran penting dalam membuat seseorang sulit berhenti makan.

Advertisement

Menurut Paul Breslin, Ph.D, pakar nutrisi dari Rutgers University, selain rasa, lidah juga peka terhadap tekstur makanan, dan sensasi inilah yang menstimulasi otak untuk terus merasakan kenikmatan dari makanan tersebut.

“Tekstur renyah memberikan stimulasi sensorik tambahan yang menyenangkan, sehingga otak ingin terus mengulanginya,” jelas Breslin.

Pakar diet Denis Lamothe, Psy.D, menambahkan bahwa kebiasaan ngemil makanan renyah sering kali muncul karena faktor psikologis.

“Saat kita bosan, sedih, atau cemas, kita cenderung mencari makanan renyah seperti kacang atau keripik sebagai bentuk kompensasi emosional,” ungkapnya.

Hal inilah yang membuat seseorang bisa tanpa sadar menghabiskan satu kantong besar kacang hanya dalam sekali duduk. Tekstur yang renyah memberikan sensasi kepuasan jangka pendek, tetapi sulit untuk dihentikan.

Selain tekstur, lemak dalam makanan seperti kacang goreng dan keripik juga berperan penting. Lemak memberikan sensasi lembut dan nyaman di mulut.

Penelitian dari Oxford University menemukan bahwa ketika mulut mendeteksi lemak, bagian otak bernama orbitofrontal cortex akan aktif. Area otak ini berhubungan dengan perasaan senang dan kenikmatan, sehingga memicu seseorang untuk terus makan lebih banyak.

Menariknya, tak hanya makanan renyah yang bisa membuat kita “ketagihan”. Makanan dengan tekstur encer seperti yoghurt juga dapat membuat seseorang makan berlebihan.

Hal ini karena makanan encer cepat melewati sistem perasa di lidah, sehingga otak tidak sempat menerima sinyal kenyang dengan optimal. Akibatnya, kita cenderung makan lebih banyak tanpa disadari.

Sulit berhenti makan kacang atau makanan renyah lainnya ternyata bukan sekadar masalah selera. Ada kombinasi antara stimulasi tekstur, kandungan lemak, dan faktor psikologis yang membuat otak terus ingin mengulang sensasi nikmat tersebut.

Agar tetap sehat, para ahli menyarankan untuk mengontrol porsi camilan dan memperhatikan kondisi emosional saat makan agar tidak berlebihan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES