Hukum dan Kriminal

Gerak Cepat Temuan Pasutri Lawang Malang, Buka Mata Pentingnya Kepedulian dan Kesehatan Mental

Selasa, 22 Juli 2025 - 21:57 | 7.53k
Ilustrasi.
Ilustrasi.

TIMESINDONESIA, MALANG – Kejadian memilukan yang menimpa pasangan suami istri di Dusun Tegalrejo, Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, pada Selasa (22/7/2025), menjadi pengingat penting bagi masyarakat tentang arti kepedulian, deteksi dini tekanan batin, serta perlunya ruang aman bagi anak-anak yang terdampak tragedi.

Pasangan Arik Wicaksono dan Iin Handayani ditemukan dalam kondisi mengenaskan oleh ayah dari Iin. Yang mengejutkan, peristiwa tersebut terungkap justru dari kepekaan sang ayah terhadap suara rintihan yang terdengar saat ia memberi makan ayam di pagi hari.

Advertisement

"Saat itu saksi mendengar suara lirih dari rumah anaknya, kemudian langsung mengecek dan menemukan Iin dalam kondisi terluka. Ia segera meminta bantuan warga dan melaporkannya kepada kami," ujar Kapolsek Lawang, AKP Moch Luthfi.

Petugas yang datang dengan sigap langsung melakukan evakuasi. Iin sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong. Sementara itu, suaminya, Arik, ditemukan meninggal dunia di bagian belakang rumah.

Keterlibatan Warga dan Aparat Jadi Kunci Penanganan Awal

Gerak cepat warga dan aparat menjadi sorotan positif dalam kejadian ini. Meski situasi yang ditemukan cukup berat, namun respon masyarakat yang tidak tinggal diam menunjukkan nilai solidaritas yang tinggi.

"Kasus ini masih kami dalami. Kami telah melakukan olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi. Hasil visum dan penyelidikan lebih lanjut akan menentukan arah proses hukum," lanjut Luthfi.

Tetangga korban pun mengaku tak pernah melihat tanda-tanda kekerasan atau konflik terbuka dari rumah pasangan tersebut. Sehari-hari, Iin dikenal sebagai penjual camilan di sekolah dasar, sementara Arik bekerja proyek di luar kota dan hanya sesekali pulang.

Dua Anak Kini Jadi Perhatian Bersama

Yang paling menyentuh dari peristiwa ini adalah nasib dua anak pasangan tersebut, yang kini menjadi yatim piatu. Anak pertama masih duduk di kelas 2 SMP, sedangkan yang bungsu baru masuk kelas 1 SD.

Berbagai pihak kini menyerukan pentingnya perlindungan anak korban kekerasan dan pendampingan psikososial bagi anak-anak yang terdampak kehilangan orang tua secara mendadak dan traumatis.

Pemerhati perlindungan anak dan lembaga sosial setempat mulai bergerak untuk memberikan dukungan. Warga sekitar juga menunjukkan empati tinggi dan berupaya menggalang solidaritas guna memastikan masa depan kedua anak tetap terjaga.

Pentingnya Kesehatan Mental dan Deteksi Dini

Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga komunikasi dalam rumah tangga, mengenali tanda-tanda tekanan batin, dan membangun jejaring sosial yang suportif.

“Kadang, orang tampak baik-baik saja di luar, padahal memendam banyak beban. Maka kepedulian kecil seperti menyapa, bertanya kabar, bisa menyelamatkan,” ungkap Fani, seorang warga Lawang, Kabupaten Malang.

Tim redaksi TIMES Indonesia mengimbau masyarakat untuk tidak ragu mencari bantuan profesional bila mengalami tekanan psikologis. Puskesmas, lembaga sosial, hingga layanan konseling daring kini tersedia untuk publik secara luas.

Meski tragedi telah terjadi, tetapi benih solidaritas yang tumbuh di tengah masyarakat Lawang menunjukkan bahwa dalam duka pun, ada harapan. Harapan agar anak-anak korban tetap bisa menggapai masa depan yang cerah. Harapan agar masyarakat makin peduli terhadap lingkungan sosial. Dan harapan agar tragedi serupa tidak terulang, karena semua lebih siap, peduli, dan saling menjaga. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES