Dokter Kulit Ungkap Pentingnya Sunscreen untuk Lindungi Kulit dari Bahaya Cahaya Biru Gawai

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menurut dr. Aditya Surya Pratama, Sp.KK, tabir surya (sunscreen) tidak hanya melindungi kulit dari sinar UV tetapi juga dari paparan cahaya biru (blue light) yang dipancarkan oleh perangkat elektronik.

"Blue light itu bisa memperparah satu, menaikkan hyperpigmentasi, yang kedua dia bisa menekan pelindung kulit jadi lemah, sedangkan pelindung kulit ini utama untuk tubuh kita, untuk kulit kita, kalau terlalu sering terpapar, itu akan jadi rusak," jelas Aditya usai konferensi pers di Jakarta, Sabtu (26/7/2025).

Advertisement

Dokter lulusan Universitas Yarsi ini menjelaskan bahwa paparan cahaya biru dari gawai seperti ponsel, laptop, dan komputer yang terlalu lama dapat menyebabkan berbagai masalah kulit. Oleh karena itu, penggunaan sunscreen menjadi penting sebagai perlindungan tambahan.

Cahaya biru berpotensi mengganggu kestabilan pigmentasi kulit, menyebabkan warna kulit tidak merata, serta menjadi salah satu faktor penyebab penuaan dini. "Penuaan dininya lebih cepat keriput, kendor mukanya karena UVA, UVB, dan blue light ini punya efek yang sama. Dia ini bisa merusak sel DNA yang akhirnya dia ini akan memberhentikan sel kolagen dan elastin untuk memproduksi," paparnya.

Aditya menekankan bahwa sunscreen tidak hanya berfungsi melindungi dari sinar UVA dan UVB, tetapi juga mampu memberikan perlindungan hingga tingkat sel DNA terhadap efek buruk cahaya biru.

Masalah kulit akibat paparan cahaya biru ini banyak dialami wanita Indonesia, tidak hanya mempercepat keriput tetapi juga memicu munculnya flek hitam. Dalam memilih sunscreen, Aditya menyarankan untuk memperhatikan jenis kulit karena produk dengan formula tepat masih terbatas di Indonesia. "Apalagi dengan kondisi kita tahu Indonesia ini beragam. Jenis kulitnya, kering, kombinasi, sensitif, berminyak," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.