Kesehatan

Dokter Gizi: Pemanis Nol Kalori Bukan Berarti Bebas Risiko

Senin, 29 September 2025 - 04:33 | 5.28k
Pemanis buatan non kalori bukan lantas membuat produk ini aman untuk kesehatan.
Pemanis buatan non kalori bukan lantas membuat produk ini aman untuk kesehatan.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Produk pemanis nol kalori kini makin banyak dipilih, terutama oleh masyarakat yang peduli kesehatan maupun penderita diabetes. Namun, menurut dokter spesialis gizi lulusan Universitas Indonesia, dr. Consistania Ribuan, Sp.GK, AIFO-K, FINEM, anggapan bahwa semua pemanis non-gula otomatis lebih sehat belum tentu benar.

“Bagi penderita diabetes atau orang yang ingin mengurangi konsumsi gula, pemanis ini bisa jadi alternatif. Tapi tetap ada hal-hal yang perlu diperhatikan,” ujar dr. Consistania dalam acara bincang kesehatan Ravelle di Jakarta, Minggu.

Advertisement

Tidak Semua “Alami” Benar-Benar Aman

Pemanis non-gula memang bisa membantu menekan asupan gula harian. Namun, tidak semua produk yang mengklaim berasal dari bahan alami benar-benar bebas risiko.

“Kalau pemanis murni dari tumbuhan tanpa tambahan lain, relatif aman. Masalahnya, banyak produk justru dicampur zat lain yang bisa membahayakan kesehatan,” jelasnya.

Karena itu, ia mengingatkan masyarakat untuk selalu membaca label komposisi dengan teliti. Salah satu yang harus diwaspadai adalah sukrosa, bentuk gula sederhana yang umum digunakan pada makanan olahan.

“Kalau di label tertulis sukrosa, itu artinya gula biasa. Konsumsinya tetap harus dibatasi, apalagi dalam jumlah besar,” tegasnya.

Tetap Batasi Rasa Manis

Lebih jauh, dr. Consistania menegaskan bahwa pemanis alternatif bukan berarti memberi kebebasan untuk mengonsumsi makanan manis tanpa batas.

“Jangan sampai kita berpikir semua makanan manis aman hanya karena menggunakan pemanis non-gula. Kita tetap harus membiasakan diri mengurangi ketergantungan pada rasa manis,” katanya.

Menurutnya, pemanis nol kalori bisa menjadi solusi, tetapi penggunaannya tetap harus bijak. Edukasi konsumen untuk memahami label produk dan kandungan gizi menjadi kunci menjaga pola makan yang lebih sehat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES