Forum Guru

Positive Parenting di Era Digital

Jumat, 12 September 2025 - 11:11 | 3.08k
Ahmad Fajarisma Budi Adam, Guru Matematika SMP N 1 Banjar Seririt Bali.
Ahmad Fajarisma Budi Adam, Guru Matematika SMP N 1 Banjar Seririt Bali.

TIMESINDONESIA, BALI – Di tengah gelombang digital yang terus menerus menyapu kehidupan kita, peran orang tua menjadi semakin kompleks. Gawai bukan lagi sekadar alat komunikasi, melainkan portal menuju dunia tak terbatas yang penuh dengan informasi, hiburan, dan interaksi sosial. 

Bagi para orang tua, tantangannya adalah bagaimana membimbing anak-anak agar dapat menjelajahi dunia digital dengan aman dan bijaksana, tanpa kehilangan esensi dari sebuah pengasuhan yang positif dan penuh kasih. Inilah seni dari Positive Parenting di Era Digital. 

Advertisement

Paradigma pengasuhan ini berfokus pada pembangunan hubungan yang kuat, empati, dan komunikasi terbuka, alih-alih hanya berorientasi pada aturan dan hukuman. Ini adalah sebuah pendekatan yang mengakui bahwa anak-anak di era digital menghadapi tantangan unik dan membutuhkan dukungan yang berbeda dari generasi sebelumnya.

Salah satu pilar utama dari positive parenting adalah keterlibatan aktif. Ini bukan berarti memantau setiap klik atau pesan yang anak kirim. Sebaliknya, ini adalah tentang menjadi rekan seperjalanan mereka di ruang digital. 

Luangkan waktu untuk memahami aplikasi dan game yang mereka sukai. Tanyakan mengapa mereka menyukai platform tertentu dan siapa teman-teman mereka di dunia maya. 

Dengan menunjukkan ketertarikan yang tulus, Anda membangun jembatan kepercayaan yang memungkinkan mereka untuk lebih terbuka dan mau berbagi pengalaman, termasuk saat mereka menghadapi kesulitan. Keterlibatan ini juga menjadi kesempatan untuk mendiskusikan batasan, etika, dan keamanan digital secara proaktif. 

Misalnya, anda bisa membicarakan tentang bahaya berbagi informasi pribadi, pentingnya bersikap sopan di dunia maya, dan bagaimana cara menghadapi cyberbullying. Diskusi ini harus dilakukan dengan nada yang suportif dan tanpa menghakimi, sehingga anak merasa aman untuk mengajukan pertanyaan dan mencari bantuan.

Pilar kedua adalah empati dan pemahaman. Dunia digital sering kali menjadi tempat di mana anak-anak mengekspresikan diri dan membangun identitas sosial mereka. Bagi mereka, sebuah like di media sosial atau pencapaian di game online bisa terasa sangat penting. 

Sebagai orang tua, penting untuk memahami perspektif ini dan tidak meremehkan perasaan mereka. Jika mereka merasa sedih karena komentar negatif atau frustrasi karena kalah dalam sebuah game, validasi perasaan mereka. Hindari mengatakan, “Ah, itu cuma game,” atau “Jangan terlalu dipikirkan.” 

Sebaliknya, katakan, “Mama atau Papa mengerti kamu pasti sedih. Dunia digital memang bisa membuat kita merasa campur aduk.” Dengan menunjukkan empati, Anda mengajarkan mereka untuk mengenali dan mengelola emosi, serta membangun resiliensi mental yang sangat penting di tengah tekanan sosial dunia maya.

Selanjutnya, komunikasi terbuka adalah kunci. Di era digital, komunikasi sering kali menjadi terfragmentasi. Pesan singkat, emoji, dan meme menggantikan percakapan tatap muka. Untuk mengimbangi ini, positive parenting mendorong orang tua untuk secara sengaja menciptakan ruang untuk dialog yang mendalam. 

Tentukan waktu bebas gawai, misalnya saat makan malam atau sebelum tidur, untuk berbicara tentang hal-hal yang lebih dari sekadar urusan sekolah. Ajak mereka berbagi cerita tentang hari mereka, apa yang mereka pelajari secara online, atau apa yang membuat mereka tertawa. 

Ini bukan hanya tentang membatasi waktu layar, melainkan tentang memanfaatkan waktu yang ada untuk memperkuat ikatan keluarga. Anda juga bisa menggunakan momen ini untuk secara alami memasukkan pelajaran hidup, seperti pentingnya menjaga privasi, menghormati pendapat orang lain, dan bersikap kritis terhadap informasi yang beredar di internet. 

Dengan komunikasi yang kuat, Anda tidak hanya memantau apa yang mereka lakukan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai yang akan membimbing mereka bahkan saat mereka tidak diawasi.

Pilar terakhir yang tak kalah penting adalah menjadi teladan yang baik. Anak-anak belajar paling banyak dari apa yang mereka lihat. Jika Anda sendiri terus-menerus terpaku pada gawai, sulit untuk mengharapkan anak Anda melakukan hal sebaliknya. 

Tunjukkan kepada mereka bagaimana cara menggunakan teknologi secara seimbang dan sehat. Matikan notifikasi saat sedang makan bersama, letakkan ponsel saat berbicara dengan mereka, dan luangkan waktu untuk kegiatan offline seperti membaca buku, berolahraga, atau sekadar berjalan-jalan di taman. 

Tindakan ini mengirimkan pesan yang kuat bahwa teknologi adalah alat, bukan penguasa kehidupan kita. Dengan menunjukkan keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata, Anda mengajarkan anak-anak bagaimana menjalani hidup yang utuh dan bermakna.

Mengimplementasikan positive parenting di era digital bukanlah tentang menemukan aplikasi ajaib atau aturan ketat yang berlaku untuk semua anak. Ini adalah tentang membangun fondasi yang kuat berdasarkan cinta, kepercayaan, dan pemahaman. Ini adalah tentang berinvestasi pada hubungan Anda dengan anak, sehingga mereka merasa didukung dan dipandu, bukan dikendalikan. 

Di dunia yang terus berubah dengan cepat, satu-satunya hal yang paling berharga yang bisa kita berikan kepada anak-anak kita adalah kemampuan untuk menavigasi kehidupan dengan bijak, penuh kasih, dan berani dan itulah esensi dari sebuah pengasuhan yang positif.

***

*) Oleh : Ahmad Fajarisma Budi Adam, Guru Matematika SMP N 1 Banjar Seririt Bali.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES