TIMESINDONESIA, WONOGIRI – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) kini menjadi salah satu upaya utama pemerintah Indonesia, bertujuan untuk memastikan anak-anak terutama usia dini mendapatkan gizi yang cukup.
Sebagai bagian dari rencana pembangunan negara, program ini diharapkan menjadi langkah besar dalam menciptakan sumber daya manusia yang lebih baik. Terkadang MBG dianggap sebagai tindakan simbolis belaka, tanpa fokus yang sebenarnya dibutuhkan.
Advertisement
Beberapa kekhawatiran muncul karena ada laporan bahwa orang-orang yang mengelola program atau mengawasinya tidak selalu merupakan ahli gizi yang berkualifikasi. Faktanya, ahli gizi sangat penting dalam merancang menu yang tepat agar anak-anak mendapatkan nutrisi yang benar.
Hal ini tidak hanya membantu kesehatan sehari-hari, tetapi juga membangun dasar yang kuat untuk perkembangan otak dan kesuksesan mereka di masa depan. Mendapatkan nutrisi yang cukup bagi anak-anak sangat penting.
Gizi yang baik pada masa kanak-kanak membantu keterampilan belajar dan berpikir. Kekurangan nutrisi tertentu, seperti zat besi, yodium, dan vitamin B12, dapat menyebabkan masalah dalam perkembangan otak, yang dapat memengaruhi kemampuan anak-anak untuk belajar dan berprestasi di masa depan. Itulah mengapa MBG seharusnya dilihat sebagai investasi jangka panjang yang penting, bukan sekadar kegiatan jangka pendek yang tidak dianggap serius.
Otak mereka mulai berkembang saat masih dalam kandungan ibu dan tumbuh pesat sebelum usia lima tahun. Selama periode ini, otak membutuhkan nutrisi terbaik untuk membangun koneksi, mengingat hal-hal dengan lebih baik, dan mengembangkan kemampuan berpikir.
Jika anak-anak tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu, mereka dapat mengalami masalah seperti tinggi badan yang kurang sesuai usia, yang juga memengaruhi kecerdasan mereka. Anak-anak ini lebih rentan mengalami kesulitan di sekolah, kurang motivasi, dan bahkan mungkin menghadapi tantangan kesehatan mental di kemudian hari.
Jika anak-anak tidak mendapatkan nutrisi yang tepat, mereka mungkin tidak kompetitif di dunia global. Mereka mungkin kesulitan di sekolah, sulit mendapatkan pekerjaan yang baik, atau terjebak dalam kemiskinan.
Di sisi lain, anak-anak yang tercukupi gizi memiliki awal yang kuat untuk menjadi orang kreatif, pemimpin, dan mereka yang membantu negara berkembang.
Program MBG dapat menjadi solusi untuk masalah ini jika dijalankan dengan benar. Namun, kenyataannya, banyak program serupa di Indonesia hanya memberikan makanan tanpa mempertimbangkan kebutuhan gizi spesifik setiap anak.
Di Indonesia, banyak anak masih tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, dengan sekitar 24% mengalami stunting menurut laporan Kementerian Kesehatan tahun 2023.
Itulah mengapa program makan siang sekolah, seperti MBG, harus menjadi prioritas utama negara. Jika program-program ini gagal, kita akan kehilangan potensi jutaan anak yang bisa tumbuh menjadi bagian penting dari bangsa.
Sayangnya, sering kali MBG diperlakukan seperti sekadar formalitas belaka. Sekolah dan lembaga melakukannya hanya untuk memenuhi target atau mengisi laporan, tanpa benar-benar memeriksa apakah program tersebut efektif.
Hal ini berisiko karena masa depan anak-anak bukanlah sesuatu yang bisa kita jadikan percobaan. Jika makanan yang disediakan tidak didasarkan pada ilmu pengetahuan yang valid, anak-anak mungkin mengonsumsi makanan yang terlihat sehat tetapi sebenarnya tidak membantu mereka.
Program MBG harus diperlakukan sebagai tugas yang serius dan penting. Program ini harus memiliki dana yang cukup, tenaga kerja yang terlatih, dan pemeriksaan rutin untuk memastikan keberhasilannya.
Pemerintah harus melibatkan ahli gizi sejak awal, baik dalam perencanaan maupun saat mengevaluasi hasil. Jika tidak, program ini tidak akan membantu, dan anak-anak akan terus menghadapi masalah.
Memastikan anak-anak mendapatkan gizi yang tepat melalui MBG merupakan kunci untuk membantu perkembangan otak mereka dan memberikan masa depan yang baik bagi mereka.
Jika kita tidak melakukannya, kita akan gagal sebagai negara dan mengecewakan jutaan anak. Mari jadikan MBG sebagai investasi nyata untuk generasi masa depan Indonesia.
***
*) Oleh : Fina Ulul Aziza, Mahasiswa KPI STAIMAS Wonogiri.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
| Editor | : Hainorrahman |
| Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |