Kopi TIMES

Ibadah Minggu yang Berbeda: Penyuluh Kristen Dampingi Jemaah Haji Kota Batu Pulang ke Tanah Air

Selasa, 29 Juli 2025 - 11:36 | 15.17k
Mareks Joseph, penyuluh agama Kristen dari Kementerian Agama Kota Batu.
Mareks Joseph, penyuluh agama Kristen dari Kementerian Agama Kota Batu.

TIMESINDONESIA, BATU – Hari Minggu biasanya menjadi waktu saya melayani di gereja: berkhotbah, mendampingi umat, atau memimpin pembinaan rohani. Namun Minggu 7 Juli 2025 lalu terasa berbeda. Saya tidak berada di mimbar, tetapi duduk di salah satu kursi Bus 7, dalam perjalanan dari Asrama Haji Surabaya menuju Kota Batu, bersama 196 jemaah haji yang baru saja tiba dari Tanah Suci.

Sebagai Penyuluh Agama Kristen Kementerian Agama Kota Batu, saya dipercaya menjadi bagian dari tim pendamping pemulangan jemaah haji kloter terakhir. Tugas saya tidak ringan, namun sangat membekas: menjemput dari Surabaya, membantu mengangkat koper, menuntun jemaah lansia, mendorong kursi roda, hingga memastikan mereka nyaman selama perjalanan pulang.

Advertisement

penyuluh-agama-2.jpg

Bersama petugas lainnya, saya menyaksikan haru keluarga yang menanti, mendengar cerita para jemaah tentang pengalaman spiritual mereka, dan ikut merasakan kelegaan saat seluruh rombongan tiba dengan selamat di Kota Batu. Di tengah perbedaan keyakinan, saya mengalami secara langsung bagaimana pelayanan dapat menjembatani sekat, membangun empati, dan merawat kemanusiaan.

Dalam momen tersebut, saya teringat Firman Tuhan dalam Galatia 5:13: “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.”

Ayat ini menjadi nyata ketika saya bisa hadir, bukan hanya bagi umat Kristen, tapi juga bagi saudara-saudari Muslim yang pulang dari perjalanan spiritual mereka. 

Pelayanan bukan sekadar aktivitas di dalam gedung gereja, tetapi tindakan nyata dalam keseharian yang menunjukkan kasih Kristus.

penyuluh-agama-3.jpgMareks Joseph, penyuluh agama Kristen dari Kementerian Agama Kota  Batu saat mendampingi jemaah haji Kota Batu dari Asrama Haji Surabaya menuju Kota Batu. (foto: dok Mareks Joseph)

Pengalaman ini adalah yang pertama bagi saya, dan sungguh memperluas makna pelayanan. Ini juga menjadi bukti bahwa moderasi beragama bukan hanya konsep di atas kertas, melainkan hidup yang dijalani dengan hati terbuka dan tangan terulur. 

Saya bersyukur bisa menjadi bagian dari perjalanan ini. Sebuah "ibadah Minggu" yang berbeda, tetapi tetap bermakna—karena dilakukan demi kemanusiaan dan kasih kepada sesama.

Saya merasa pelayanan lintas iman seperti menjadi cerminan semangat moderasi beragama yang terus digalakkan oleh Kementerian Agama. Kolaborasi dan keterlibatan aktif lintas agama diharapkan semakin mempererat kerukunan dan semangat gotong royong di tengah masyarakat majemuk Indonesia. (*)

***

Oleh:  Mareks Joseph – Penyuluh Agama Kristen Kementerian Agama Kota Batu

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES