Adab Santri Terhadap Guru Menurut Mbah Hasyim Asyari

TIMESINDONESIA, MALANG – KH Hasyim Asyari menjelaskan dalam kitab yang dikarang oleh beliau yaitu Adabul Alim wal Muta'alim, bahwasannya adab seorang peserta didik terhadap guru atau dosen dijelaskan ada sekitar 12 karakter yang harus dimiliknya:
1. Ketika memilih seorang guru, peserta didik harus memakai pertimbangan akal dan melakukan istikharah kepada Allah SWT agar mendapatkan petunjuk terbaik dari Allah SWT.
Advertisement
2. Kalau bisa pendidik yang dipilihnya memang betul terjaga kualitas kealimannya, akhlaknya dan pembelajarannya bagus serta mudah dipahami.
3. Peserta didik harus bersungguh-sungguh mencari pendidik yang memiliki pemahaman agama yang komprehensif, yang mengetahui betul-betul sanad keilmuannya dan sanad pergaulannya dengan masyayih yang lain.
4. Peserta didik seharusnya mengikuti atau taat kepada pendidik dari pendapat dan aturan yang sudah ditetapkan. Pesrta didik harus meminta izin terlebih dahulu ketika mau melakukan sesuatu dengan cara selalu berkhidmah kepada pendidik.
5. Juga harus mempunyai sikap rendah hati terhadap pendidik karena itu bentuk akhlak yang luhur dilakukan peserta didik.
6. Peserta didik harus memandang kepada pendidik dengan penuh kemulyaan dan keagungan, dengan meyakini bahwa pendidik betul-betul mencapai derajat yang tinggi.
7. Peserta didik harus mengetahui kewajibanya dan mendoakan para pendidik serta anak turunnya atau duriah dari pendidik.
8. Peserta didik harus bersabar atas atas ketidak ramahan pendidik karena yang dilakukan itu untuk kebaikan peserta didik.
9. Peserta didik harus minta izin ketika mau masuk ke tempat dalemnya kyai atau tempat yang di dalamnya ada pendidik.
10. Peserta didik ketika duduk di hadapan peserta didik harus menjaga tata karma yang baik.
11. Peserta didik harus berbicara dengan baik, lemah lembut kepada pendidik.
12. Ketika didalam proses belajar peserta didik sudah memahami tapi pendidik tetap menjelaskannya harus selalu memperhatikan penjelasan pendidik.
13. Peserta didik jangan sampai mendahului penjelasan yang akan dijelaskan oleh pendidik.
14. Apabila pendidik menyerahkan sesuatu kepada peserta didik harus diterima dengan tangan kanan.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Ada beberapa akhlak yang harus dimiliki oleh peserta didik agar nanti ilmunya manfaat :
Pertama, peserta didik harus bersikap baik yaitu dengan memuliakan, dan tidak boleh mengolok maupun menghinanya. Rosulullah SAW bersabda :
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَفِّرٌ كَبِيرَنَا وَ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا
"Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan orang yang lebih tua dan tidak menyayangi orang yang lebih muda.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)
Kedua, datang ke majelis belajar dengan rasa penuh semangat dan ikhlas karena Allah, Nabi Muhammad SAW bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu padanya, Alloh mudahkan baginya dengannya jalan menuju surga." (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Binu Majah).
KH. Hasyim Asy'ari adalah sosok yang pernah nyantri di pesantren yang diasuh KH. Muhammad Kholil bin Abdul Lathif. Pesantren terse- but terletak di Bangkalan-Madura. Ketika awAl-awal nyantri beliau sudah diuji oleh gurunya yaitu Kyai Kholil.
Singkat cerita, Kyai Kholil menyuruh Hasyim Asy'ari untuk memanjat pohon bambu sampai atas, sementara itu dari bawah Kyai Kholil terus melihat dan memperhatikannya sambil memberikan instruksi kepada Kyai Hasyim Asy'ari agar terus memanjat sampai pada pucuk pohon bambu tersebut. Sesuai perintah gurunya itu Kyai Hasyim pun terus naik. la tak peduli apa yang akan terjadi, apakah pohon bambu itu akan patah atau bagaimana. Terpenting, ia manut terhadap guru.
Kemudian ketika sampai pada pucuk pohon tersebut, Kyai Kholil menyuruh agar Kyai Hasyim langsung meloncat ke bawah. Kyai Hasyim langsung melaksanakan apa yang diperintah oleh Kyai Kholil yaitu meloncat dari pucuk pohon bambu tersebut. Tenyata ia baik-baik saja.
Ada cerita lain, ketika KH. M Hasyim Asy'ari "masih belajar" dengan KH. M Khalil. Singkat cerita, suatu hari Kyai Hasyim melihat Kyai Khalil lagi bersedih. Beliau bertanya kepada Kyai Khalil. Kyai Khalil pun menceritakan bahwa cincin milik istri beliau jatuh di WC. Kyai Hasyim pun memberikan saran untuk membelikannya lagi, namun Kyai Khalil menolak dan mengatakan bahwa itu adalah cincin istrinya.
Setelah Kyai Khalil mengatakan seperti itu, kemudian Kyai Hasyim menawarkan diri untuk mencari cincin tersebut. Beliau pun mencari dengan penuh kesabaran, kesungguhan, dan keikhlasan hingga akhirnya Kyai Hasyim menemukan cincin tersebut. Melihat Kyai Hasyim berhasil menemukan cincin tersebut, Kyai Khalil begitu bahagia. Dari kejadian ini, akhirnya Kyai Hasyim menjadi santri yang sangat dekat dan disayang oleh Kyai Khalil.
Sumber: Buku ”Taqarrub Ilallah: Sucikan Dhohir dan Bathin” UNISMA
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |