
TIMESINDONESIA, KENDARI – Pendidikan selalu menjadi fondasi utama dalam membangun peradaban. Melalui pendidikan, manusia memperoleh pengetahuan, nilai, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk menghadapi tantangan zaman. Pemerintah menempatkan pendidikan sebagai prioritas pembangunan, salah satunya melalui program revitalisasi sekolah.
Revitalisasi sekolah bukan sekadar memperbaiki bangunan yang rusak, melainkan strategi menyeluruh untuk meningkatkan mutu pendidikan. Program ini hadir untuk menjawab berbagai persoalan nyata, termasuk kesenjangan fasilitas antarwilayah, rendahnya akses pendidikan di daerah terpencil, dan keterbatasan sarana belajar yang menghambat kualitas pembelajaran.
Advertisement
Di pedalaman, misalnya, ruang kelas rapuh, toilet tidak berfungsi, perpustakaan kosong, hingga ketiadaan laboratorium masih menjadi kenyataan.
Program revitalisasi ini diarahkan untuk menjawab kesenjangan kualitas dan kelayakan sarana prasarana pendidikan, terutama di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) serta daerah-daerah dengan kondisi satuan pendidikan yang tidak layak.
Kondisi ini berdampak langsung pada kualitas sumber daya manusia, padahal visi Indonesia Emas 2045 menuntut generasi yang unggul, kreatif, dan berdaya saing.
Revitalisasi sebagai Jawaban
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendiksasmen) menetapkan revitalisasi sekolah sebagai agenda strategis, bagian dari Asta Cita Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang fokus pada perluasan akses dan peningkatan layanan pendidikan bermutu.
Program ini mencakup ribuan satuan pendidikan, dari PAUD hingga pendidikan nonformal, menegaskan komitmen pemerintah dalam mewujudkan pemerataan mutu pendidikan di seluruh pelosok negeri.
Alasan strategis revitalisasi sekolah adalah untuk mengatasi ketimpangan fasilitas, mendukung pembelajaran berbasis teknologi, serta meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan profesionalisme guru.
Dengan demikian, revitalisasi bukan sekadar proyek fisik, melainkan langkah strategis memastikan pendidikan berkualitas dapat diakses merata oleh seluruh lapisan masyarakat.
Revitalisasi mencakup berbagai fasilitas esensial yakni ruang kelas didesain aman, nyaman, dan layak, mendukung fokus belajar siswa. Ruang guru diperkuat sebagai wadah interaksi profesional, kolaborasi, dan pengembangan kompetensi pendidik.
Ruang administrasi ditingkatkan untuk menegakkan transparansi, akuntabilitas, dan tata kelola yang tertib. Perpustakaan, sebagai pusat literasi, laboratorium untuk praktik berbasis riset, serta fasilitas penunjang seperti toilet dan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) juga direvitalisasi untuk menciptakan lingkungan belajar sehat, bersih, dan kondusif.
Urgensi revitalisasi didukung oleh bukti penelitian. Ervina Anatasya, Karina Cahyani, Zakiah Ulfiah, dan Husen Windayana (2021) menekankan pentingnya sarana-prasarana bagi efektivitas pembelajaran. Suranto, Annur, Ibrahim, dan Alfiyanto (2022) menunjukkan manajemen sarana-prasarana meliputi perencanaan, penggunaan, dan pemeliharaan menjadi faktor kunci mutu pendidikan.
Temuan Pitra Tolulu, Meyko, Boby, dkk. (2023) memperkuat hal ini dengan bukti empiris terdapat pengaruh positif dan signifikan sarana-prasarana terhadap mutu pendidikan, dengan koefisien determinasi 67,4%, menegaskan lebih dari separuh mutu pendidikan dipengaruhi kondisi fasilitas sekolah.
Dengan demikian, revitalisasi sekolah dapat dipandang sebagai sebuah solusi yang bersifat komprehensif. Program ini tidak hanya berorientasi pada perbaikan infrastruktur, tetapi juga menekankan pentingnya optimalisasi pemanfaatan serta pengelolaan fasilitas pendidikan.
Melalui pendekatan tersebut, peserta didik memperoleh lingkungan belajar yang nyaman dan sehat, sedangkan pendidik mendapat dukungan fasilitas yang memadai untuk menyelenggarakan proses pembelajaran secara lebih efektif.
Investasi Jangka Panjang
Secara teori human capital, pendidikan adalah investasi jangka panjang yang meningkatkan produktivitas individu dan pertumbuhan ekonomi bangsa. Setiap ruang kelas yang diperbaiki, laboratorium yang dibangun, dan perpustakaan yang dihidupkan adalah investasi untuk mencetak generasi unggul.
Revitalisasi juga selaras dengan tujuan ke-4 Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu pendidikan berkualitas untuk semua, berkontribusi pada akses pendidikan yang inklusif, adil, dan bermutu.
Dengan demikian, revitalisasi sekolah tidak hanya merupakan pembangunan infrastruktur fisik semata, melainkan merupakan strategi komprehensif untuk memperkuat masa depan bangsa.
Peserta didik memperoleh kesempatan belajar di lingkungan yang layak, didampingi oleh guru yang kompeten, serta didukung oleh fasilitas yang mendorong pengembangan kreativitas dan inovasi.
Upaya ini dapat dipandang sebagai investasi jangka panjang dalam mencetak generasi yang kreatif, produktif, dan memiliki daya saing global. Melalui implementasi revitalisasi sekolah, Indonesia memperkokoh fondasi pendidikan nasional dan menyiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan masa depan dengan keyakinan dan kemampuan yang optimal. (*)
***
*) Oleh : Ajusman, S.Pd., M. Pd., Praktisi Pendidikan.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |